Menteri Bahlil Usul ke Prabowo Agar Danantara Ikut Danai Hilirisasi

Menteri ESDM Bahlil Lahadalia
Sumber :
  • VIVA.co.id/M Ali Wafa

Jakarta, VIVA – Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia mengaku pihaknya telah mengusulkan kepada Presiden Prabowo Subianto agar sebagian dana dari Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara), bisa diinvestasikan untuk mendukung upaya hilirisasi. Hal ini diungkapkan Bahlil saat menghadiri forum internasional Indonesia Economic Summit (IES) 2025, yang digelar di kawasan Sudirman, Jakarta Pusat.

Keberhasilan Diplomasi Prabowo Tuai Pujian

"Mudah-mudahan aja proposal kami, Bapak Presiden bisa menyetujui bahwa sebagian dana Danantara dipakai untuk membiayai investasi hilirisasi," kata Bahlil, Rabu, 19 Februari 2025.

Danantara

Photo :
  • Antara
Tarif Trump Turun, DPD: Diplomasi Prabowo Luar Biasa

Dia berharap, investasi Danantara di sektor hilirisasi akan mampu memberikan nilai tambah bagi sektor tersebut. Supaya Indonesia ke depannya bisa semakin berdaulat dalam upaya mendongkrak nilai tambah dari semua sumber daya alam di Tanah Air.

Bahlil menambahkan, investor asing juga bisa saja turut ambil bagian dalam pendanaan sektor hilirisasi tersebut, meskipun diharapkan agar mereka tidak menjadi mayoritas di dalamnya. Sebab Indonesia menurutnya harus mulai berpikir untuk memanfaatkan potensi yang dimilikinya secara mandiri, supaya bisa menentukan sendiri arah bangsa kedepannya.

Trump Klaim Dapat Akses Penuh ke Tembaga RI, Bahlil Ungkit Soal Hilirisasi

"Boleh asing (berpartisipasi), tapi mereka jangan mayoritas. Share mereka punya teknologi, mereka punya pasar, karena kita udah mulai berpikir kita punya bahan baku dan kita punya duit," kata Bahlil.

"Karena saya jujur aja, waktu jadi Menteri Investasi, merayu FDI (Foreign Direct Investment) itu memang agak-agak engap-engapan. Karena seolah-olah dianggap kita ini negara yang butuh mereka," ujarnya.

Sebagai informasi, BPI Danantara rencananya akan diluncurkan pada 24 Februari 2025, dan akan menjadi lembaga pengelola modal di Indonesia yang diharapkan secara operasional bisa menyerupai Temasek di Singapura. Danantara nantinya akan mengelola aset dari sejumlah BUMN hingga sebesar US$900 miliar, atau sekitar Rp 14.715 triliun (asumsi kurs Rp 16.350 per dolar AS).

Sejumlah BUMN yang dikelola Danantara diketahui juga mencakup berbagai industri, yakni mulai dari energi, infrastruktur, hingga sektor finansial yang memiliki peran penting dalam mendukung pembangunan ekonomi nasional seperti Bank Mandiri, BRI, BNI, Pertamina, PLN, Telkom dan MIND ID.

Wamenlu RI, Arif Havas Oegroseno (ANTARA)

Politik Luar Negeri RI Bebas Aktif, Wamenlu: Indonesia Teman Semua Pihak

Wamenlu, Arif Havas Oegroseno mengatakan netralitas merupakan suatu hal yang harus dideklarasikan secara spesifik seperti yang dilakukan Swiss pada masa Perang Dunia ke-2

img_title
VIVA.co.id
20 Juli 2025