Wujudkan Ketahanan Energi, Pertamina Didorong Rampungkan Proyek Pengembangan Kilang
- VIVA.co.id/Mohammad Yudha Prasetya
Jakarta, VIVA – PT Pertamina (Persero) diminta untuk segera menyelesaikan proyek-proyek pengembangan kilang minyak, demi mewujudkan ketahanan energi nasional, sekaligus membantu pemerintah mencapai target pertumbuhan ekonomi 8 persen di tahun 2025.
Anggota Komisi XII DPR RI, Rusli Habibie mengatakan, hal itu karena kebutuhan energi nasional tiap tahunnya semakin meningkat, sejalan dengan perkembangan ekonomi nasional maupun global.
"Apalagi kita menargetkan pertumbuhan ekonomi tinggi mencapai 8 persen, yang tentunya membutuhkan pasokan energi besar yang akan terus meningkat," kata Rusli dalam keterangannya, Kamis, 20 Februari 2025.
Politikus Partai Golkar itu juga mengapresiasi perkembangan Refinery Development Masterplan Program (RDMP) Balikpapan, yang diperkirakan beroperasi pada September 2025 dan menambah kapasitas kilang sebesar 100 ribu barel per hari.
"Meski demikian, itu belum cukup. Pertamina harus menggeber proyek Kilang Tuban yang bekerja sama dengan Rosneft," ujar Rusli.Â
Rosneft diketahui merupakan sebuah perusahaan minyak terintegrasi, yang sebagian besar sahamnya dimiliki oleh pemerintah Rusia. Rusli mengingatkan proyek Kilang Tuban diperkirakan memiliki kapasitas hingga 300 ribu barel per hari.
Pertamina lampaui target kinerja sustainability tahun 2024 hingga 110 persen
- Pertamina
Kilang Tuban sendiri terintegrasi dengan kompleks industri petrokimia, yang dapat mengolah material minyak bumi menjadi turunan petrokimia seperti styrene, polypropylene, polyethylene, serta produk aromatik.
Karena itu, Kilang Tuban menurut Rusli merupakan proyek yang sangat strategis, sehingga Pertamina harus benar-benar serius dan fokus dalam upaya menggenjot proyek Kilang Tuban tersebut agar mampu mewujudkan ketahanan energi bagi Indonesia.
"Kilang Tuban adalah salah satu proyek penting dan bernilai ratusan triliun. Sebab Kilang Tuban dapat memproduksi bahan bakar minyak (BBM) dengan kualitas Euro V, yakni BBM yang ramah lingkungan, dan ini sejalan dengan agenda transisi energi Indonesia," ujarnya.