Mentan Amran Kecewa Penyerapan Gabah Petani Rendah, Pimpinan Bulog Kalsel Dicopot
- VIVA.co.id/Muhammad Faidurrahman (Kalsel)
Kalsel, VIVA – Pimpinan Wilayah Bulog Kalimantan Selatan (Kalsel), Dani Satrio, resmi dicopot dari jabatannya pada Selasa malam, 18 Maret 2025.
Pemberhentian ini terjadi hanya beberapa jam setelah Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman, mengunjungi Kabupaten Tanah Laut dalam rangka panen raya.
Dalam kunjungannya, Mentan Amran menyoroti buruknya penyerapan gabah oleh Bulog yang berdampak pada anjloknya harga di tingkat petani. Ia pun mengungkapkan kekecewaannya terhadap kinerja Bulog yang dinilai pasif dalam menyerap hasil panen.
"Saya kecewa dengan Bulog hari ini. Petani menunggu kepastian harga di sawah, tapi Bulog malah menunggu di gudang. Ini nggak bisa dibiarkan," tegasnya.
Para petani di Tanah Laut mengeluhkan ketidakpastian pembelian oleh Bulog yang membuat mereka terpaksa menjual hasil panen ke tengkulak dengan harga yang jauh lebih rendah dari Harga Pembelian Pemerintah (HPP). Saat ini, harga gabah di lapangan hanya berkisar Rp5.300 hingga Rp5.600 per kilogram, jauh di bawah standar yang telah ditetapkan.
Selain masalah harga, petani juga menghadapi kendala lain, seperti aturan ketat dari Bulog terkait kualitas gabah yang harus benar-benar kering, serta keterlambatan pembayaran yang bisa mencapai satu minggu. Hal ini semakin menyulitkan mereka dalam mengelola modal dan keberlanjutan usaha tani.
"Bulog di sini susah sekali dihubungi, mereka juga jarang turun ke lapangan. Padahal sekarang panen raya, tapi nggak ada kepastian. Akhirnya, kami terpaksa jual ke tengkulak meskipun harganya jauh di bawah HPP," keluh seorang petani setempat.
Sebagai respons atas permasalahan ini, pemerintah mengambil langkah tegas dengan mengganti pimpinan Bulog Kalsel.
Mentan Amran menegaskan bahwa keputusan tersebut bukan hanya bentuk sanksi, tetapi juga langkah perbaikan agar sistem penyerapan gabah lebih berpihak pada petani.
"Pemerintah akan terus mengawal agar Bulog benar-benar turun ke lapangan, bukan hanya menunggu di gudang. Ini soal kesejahteraan petani yang harus kita jaga," tegasnya.