Strategi Senyap di Balik Lonjakan Cadangan Pangan Nasional
- Pixabay
Jakarta, VIVA – Pakar pangan dari Universitas Andalas di Sumatra Barat, Muhamad Makky, mengapresiasi kiprah Novi Helmy Prasetya yang dinilai berhasil membawa perubahan signifikan dalam sektor pangan nasional selama menjabat sebagai Direktur Utama Perusahaan Umum Badan Urusan Logistik (Dirut Perum Bulog) sejak Februari 2025.
Dalam waktu kurang dari enam bulan, jenderal bintang tiga dari kesatuan TNI AD itu mencetak sejarah baru di tubuh Bulog dengan meningkatkan serapan gabah hingga mencapai 2,75 juta ton setara beras — angka tertinggi sepanjang sejarah lembaga tersebut.
Cadangan Beras Pemerintah (CBP) ikut melonjak hingga 4,2 juta ton, menurut catatan pemerintah per Juli 2025.
"Kerjanya senyap, tidak banyak publikasi tapi hasilnya nyata. Gudang-gudang Bulog berhasil dibenahi dan mampu menampung panen raya secara optimal. Ini legacy penting dalam sejarah pangan kita," kata dia.
Novi Helmy Prasetya juga dinilai mampu mengonsolidasikan jaringan—mulai dari petani, Babinsa (Bintara Pembina Desa), Kementerian Pertanian (Kementan), BUMN, hingga asosiasi pengusaha — menjadi kunci sukses penyerapan gabah besar-besaran di tengah tantangan cuaca dan distribusi.
“Kinerjanya tidak hanya teknis, tapi juga strategis. Jaringannya luas dan kuat,” imbuhnya. Sebagai informasi, Novi Helmy Prasetya resmi menjabat sebagai Dirut Perum Bulog lewat SK Menteri BUMN No. 30/MBU/02/2025.
Kini, setelah sukses mengantar Bulog mencetak rekor serapan gabah dan memperkuat cadangan beras nasional, dirinya resmi kembali ke institusi militer dan tengah menanti penugasan strategis berikutnya sebagai bagian dari pengabdian lanjutan kepada negara.
