Harga Bitcoin Hari Ini 6 Mei 2025 Nyungsep, Perang Dagang AS-China Jadi Biang Kerok?

Bitcoin.
Sumber :
  • The Cryptonomist

Jakarta, VIVA – Pasar kripto memulai pekan ini dengan performa melemah, seiring pelaku pasar masih mencermati perkembangan negosiasi dagang antara Amerika Serikat dan China. Minimnya aktivitas perdagangan akibat libur di sejumlah pasar Asia, juga turut membuat volume transaksi sepi dan arah harga sulit ditebak.

Bursa Asia Melemah Tertekan Data Ekspor Jepang yang Lesu

Di tengah ketidakpastian ini, Bitcoin, sebagai kripto dengan kapitalisasi pasar terbesar di dunia, terpantau mengalami penurunan harga. Melansir dari Investing, pada Senin, 5 Mei 2025, harga Bitcoin melemah 1,3 persen ke level US$94.350 atau sekitar Rp 1,54 miliar (asumsi kurs Rp16.400).

Hari ini, Selasa, 6 Mei 2025, harga Bitcoin juga terpantau masih berada di level US$94.599 atau Rp1,55 miliar. Penurunan ini, terjadi setelah Bitcoin sempat menguat di akhir April akibat sentimen positif terkait potensi negosiasi ulang AS-China.

Media Asing Soroti 'Deal' Prabowo-Trump soal Tarif 19 Persen: Turun Tapi Beli 50 Pesawat Boeing!

Bitcoin.

Photo :
  • Unsplash

Namun, harapan itu tampaknya belum menemukan titik terang. Sebab, Presiden AS Donald Trump menyatakan pada Minggu malam bahwa dia belum memiliki rencana untuk melakukan pembicaraan langsung dengan Presiden China Xi Jinping dalam waktu dekat, meskipun ada dialog terbatas yang tengah berlangsung.

Seskab Cerita Prabowo Telepon Trump 17 Menit Sepakati Tarif Impor 19 Persen

Ketidakpastian ini membuat investor kembali hati-hati dan menahan diri dari aksi beli besar. Sementara itu, selama sepekan terakhir, Bitcoin berada dalam pola pergerakan terbatas antara US$92.000 hingga US$97.000 atau sekitar Rp 1,51 miliar – Rp 1,59 miliar.

Aliran modal ke ETF Bitcoin spot di AS juga mulai mereda setelah mencatat lonjakan besar pada April lalu. Seiring dengan itu, altcoin juga cenderung melemah, di mana Ether turun 1,7 persen ke US$1.796,10 atau sekitar Rp29,48 juta.

Lalu, XRP ambles 2,2 persen ke US$2,13 (sekitar Rp34.932), Solana melemah 0,8 persen, Cardano minus 3,8 persen, dan Polygon turun 1,6 persen. Dari sisi token meme, Dogecoin terkoreksi 2 persen, sementara token bertema politik $TRUMP justru naik 0,5 persen setelah sempat anjlok dalam sesi sebelumnya.

Menariknya, di tengah pelemahan pasar, perusahaan Michael Saylor Strategy (sebelumnya MicroStrategy), justru menambah kepemilikan Bitcoin sebanyak 1.895 BTC dengan harga rata-rata US$95.167 atau sekitar Rp1,56 miliar per koin, total senilai US$180 juta (Rp2,95 triliun).

Adanya akumulasi terbaru ini, Strategy kini memegang 555.450 BTC senilai lebih dari US$52,2 miliar atau sekitar Rp856,1 triliun, mencakup 2,6 persen dari total suplai Bitcoin dunia.

Adanya sentimen pasar yang masih rentan dan minimnya kabar positif dari sisi geopolitik dan ekonomi, para investor tampaknya akan tetap waspada dalam beberapa hari ke depan.

Presiden AS Donald Trump

Tarif Trump Bikin Geger, Begini Dampaknya untuk Pasar Asia Termasuk Indonesia

Kebijakan tarif Trump berdampak pada ekspor Indonesia dan kawasan Asia. Tarif 19 persen ke RI berpotensi mengubah arus dagang dan daya saing ekonomi kawasan.

img_title
VIVA.co.id
17 Juli 2025