Bursa Asia Melemah Tertekan Data Ekspor Jepang yang Lesu
- VIVA/Isra Berlian
Jakarta, VIVA - Bursa Asia-Pasifik merosot pada pembukaan perdagangan Kamis, 17 Juli 2025. Koreksi dipicu pengumuman data ekspor-impor Jepang serta penyangkalan Presiden Donald Trump atas niatnya untuk memecat Jerome Powell sebagai ketua Federal Reserve (The Fed).
Ekspor Jepang pada bulan Juni mengalami bulan kedua berturut-turut. Ekspor terkontraksi 0,5 persen secara year on year (yoy) melanjutkan penurunan 1,7 persen yang terjadi pada bulan Mei.
Ekspor ke China sebagai mitra dagang terbesar Jepang juga melemah 4,7 persen. Begitu juga pengiriman barang ke Amerika Serikat (AS) menurun 11,4 persen secara dari tahun sebelumnya.
Pada Rabu, 16 Juli 2025, Trump membantah kemungkinan memecat Powell. Pada beberapa jam setelah ia mengatakan di depan para nggota parlemen Republik berencana menyingkirkan Powell dari orang nomor satu bank sentral AS.
“Kami tidak berencana melakukannya,” ujar Trump dikutip dari CNBC Internasional pada Kamis, 17 Juli 2025.
Indeks acuan Jepang, Nikkei 225, anjlok 0,6 persen. Indeks Topix terpantau melemah 0,11 persen.
Di Korea Selatan, indeks Kospi merosot 0,26 persen. Sementara itu, indeks Kosdaq yang terdiri dari saham-saham berkapitalisasi kecil dibuka datar.
Di Australia, S&P/ASX 200 menjadi anomali karena mencatat kenaikan 0,35 persen. Kontrak berjangka indeks Hang Seng Hong Kong juga menguat menjadi 24.576 dari level 24.517,76.
Berbalik dari indeks di kawasan Asia, Wall Street menunjukkan penguatan yang dicatat ketiga indeks acuan. Semalam, perdagangan mengalami fluktuasi imbas rebound besar dalam ekuitas AS.
Indeka S&P 500 menguat 0,32 persen dan ditutup pada level 6.263,70. Indeks Dow Jones Industrial Average melonjak 231,49 poin atau 0,53 persen menjadi 44.254,78.
Nasdaq Composite yang didominasi saham teknologi ikut membukukan penguatan sebesar 0,26 persen. Hal ini mendorong indeka terbangan ke posisi 20.730,49 sekaligus mencatat rekor penutupan kesembilan.