Rosan Pastikan VinFast Bakal Investasi Bangun 3.000 Charging Station di RI
- Vinfast
Jakarta, VIVA – Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala BKPM, Rosan Roeslani menegaskan, sampai saat ini sebenarnya banyak investor asing yang ingin berinvestasi di Indonesia, guna ikut membangun ekosistem kendaraan listrik alias electric vehicle (EV) di Tanah Air.
Dia mencontohkan, misalnya seperti para calon investor yang berasal dari China dan Vietnam, yang telah menyatakan minatnya untuk membangun infrastruktur Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) atau charging station, sebagai bagian dari ekosistem kendaraan listrik tersebut.
"Yang ketemu saya dan yang sudah pasti itu dari Vietnam, sudah apply. Yang dari China ada beberapa," kata Rosan saat ditemui di kawasan SCBD, Jakarta Selatan, Selasa, 6 Mei 2025.
Rosan yang juga Chief Executive Officer (CEO) Danantara itu menambahkan, investor Vietnam yang ingin membangun SPKLU di Indonesia itu adalah perusahaan otomotif VinFast Auto Ltd, yang rencananya akan membangun 3.000 unit charging station.
VinFast VF 3
- Yunisa Herawati
Guna mempermudah investor dalam membangun infrastruktur charging station tersebut, Rosan mengaku pihaknya akan mengubah Peraturan Pemerintah (PP) guna memfasilitasinya. Meskipun, Rosan sendiri tak menjelaskan secara detil PP mana yang akan direvisi.
"Terakhir baru saja ketemu saya itu dari Vietnam. Dia mau bikin 3.000 charging station independen. Tapi kemudian kita harus merevisi peraturan PP-nya ya," ujar Rosan.
Dia pun mengungkapkan realisasi investasi di Indonesia, khususnya pada ekosistem kendaraan listrik yang terus mengalami tren peningkatan akibat sejumlah faktor. Pertama, Indonesia telah berkomitmen untuk mencapai Net Zero Emission (NZE) pada tahun 2060 atau lebih cepat, sehingga akselerasi penggunaan kendaraan listrik dan potensi pasarnya juga terus meningkat pesat.
Menteri Investasi dan Hilirisasi atau Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Rosan P Roeslani
- VIVA.co.id/Anisa Aulia
Kedua, Indonesia memiliki potensi sumber daya alam untuk kebutuhan baterai kendaraan listrik, yang jumlahnya sangat besar baik itu komoditas nikel maupun bauksit. Sehingga, hal ini pun menjadi pertimbangan kuat para investor untuk menanamkan modalnya di Indonesia.Â
"Indonesia ini sudah komitmen kepada dunia secara eksternal maupun internal, ingin mencapai Net-Zero Emission pada tahun 2060 atau lebih cepat dibandingkan tahun 2060 dan kita sudah commit itu," ujarnya.