Penjualan Steak n Shake Ngacir Berkat Bitcoin, McDonalds Wajib Ketar-ketir
- Mint
Jakarta, VIVA – Adopsi Bitcoin (BTC) sebagai metode pembayaran memberi dampak besar bagi jaringan restoran cepat saji asal Amerika Serikat (AS), Steak n Shake.
Perusahaan ini mencatat lonjakan penjualan same-store sebesar 10,7 persen pada kuartal II 2025, mengungguli pertumbuhan McDonalds, Domino’s, hingga Taco Bell di periode yang sama.
Steak n Shake mulai menerima pembayaran Bitcoin pada 16 Mei 2025 di semua cabang yang secara hukum diizinkan, termasuk di AS, Prancis, Monaco, dan Spanyol.
Langkah ini membuat lebih dari 100 juta pelanggan berpotensi menggunakan aset kripto untuk membayar makanan mereka.
Dampak positif langsung terlihat. Hanya dalam dua minggu setelah peluncuran, Chief Operating Officer Dan Edwards mengungkapkan bahwa Bitcoin telah menghemat 50 persen biaya pemrosesan pembayaran dibandingkan metode tradisional.
"Perubahan ini sebagai win-win bagi konsumen, perusahaan, dan komunitas Bitcoin," kata dia, seperti dikutip dari situs Indodax, Rabu, 13 Agustus 2025.
Berdasarkan data dari editor-in-chief Restaurant Business Magazine, pertumbuhan same-store Steak n Shake mencapai 10,7 persen di Q2 2025, jauh di atas rata-rata pesaing utama:
- McDonalds: 6,1 persen.
- Domino’s: 5,6 persen.
- Taco Bell: 4,8 persen.
- Beberapa merek atau brand bahkan mencatat pertumbuhan negatif hingga -7,1 persen.
Edwards juga membeberkan bahwa di hari pertama adopsi, Steak n Shake menyumbang 0,2 persen dari total transaksi Bitcoin global.
Kasus Steak n Shake menjadi bukti bahwa Bitcoin masih relevan sebagai alat pembayaran di negara maju.
Di Amerika Serikat (AS), penggunaan Bitcoin untuk transaksi ritel cenderung jarang dibandingkan di negara berkembang, di mana aset kripto lebih banyak digunakan untuk kebutuhan sehari-hari.
Pengalaman ini menunjukkan potensi adopsi yang bisa ditiru pelaku usaha lain, terutama di tengah kompetisi ketat industri makanan cepat saji.
Meski mencatat pertumbuhan penjualan, Steak n Shake masih berhadapan dengan tantangan jangka panjang.
Data ScrapeHero mencatat jumlah gerai di AS turun dari puncak 628 cabang pada 2018 menjadi 397 cabang per 28 Mei 2025.
Negara Bagian Florida menjadi wilayah dengan jumlah gerai terbanyak, yakni 79 lokasi atau sekitar 20 persen dari total.
"Kondisi ini membuat strategi diferensiasi, termasuk adopsi pembayaran Bitcoin, menjadi langkah penting untuk mempertahankan daya saing," jelas Edwards.