Sri Mulyani Sebut Orang Indonesia Masih Kalah Jauh di Dunia Kerja Internasional

Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati
Sumber :
  • VIVA.co.id/Anisa Aulia

Jakarta, VIVA – Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati menyoroti terkait sumber daya manusia (SDM) Indonesia yang sulit berkarir sebagai pemimpin di panggung kerja internasional. 

Kesepakatan Internasional Sanksi Israel, Hamas: Ekspresi Kemarahan Dunia!

Bendahara Negara ini mencontohkan, di dalam institusi keuangan Islam dunia seperti Islamic Development Bank, tidak ada satupun orang indonesia yang menjabat posisi tertinggi seperti wakil presiden. Padahal, Indonesia merupakan negara muslim terbesar di dunia.

"SDM-nya. tidak ada satupun Vice President dari Islamic Development Bank dari Indonesia, yang merupakan negara muslim terbesar di dunia, Tidak ada di dalam senior management profesional yang menonjol," kata Sri Mulyani dalam acara Sarasehan Ekonom Islam Indonesia, Kamis, 15 Mei 2025.

Dinas ke New York, Pramono: Jakarta Tak Bisa Dibangun hanya dari Dalam

Sri Mulyani mengatakan, sedikitnya SDM yang berkarir di panggung internasional menjadi pekerjaan rumah (PR), bagi pemerintah untuk diatasi. Dia pun menyoroti, beberapa faktor yang menjadi penghambat hal tersebut.

"Banyak tantangan kita dan ini harus menjadi PR bagi kita. Apakah kompetensi, apakah kemampuan berbahasa Arab, apakah kemampuan networking," jelasnya.

Kadin GEO Resmi Berdiri di Paris, Anindya Tegaskan Perkuat Posisi Dunia Usaha RI di Kancah Global

Sri Mulyani membeberkan, SDM yang banyak berkarir di institusi islam internasional kebanyakan berasal dari negara Pakistan, India, bahkan Afrika. 

"Saya lihat secara nyata di semua forum-forum dunia senior management itu banyak diisi oleh teman-teman kita yang berasal dari Pakistan, India dan ini menjadi salah satu pembelajaran bagi kita semuanya. Bahkan di Afrika seperti Nigeria bisa menduduki posisi Vice President," imbuhnya.

Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati dalam rapat kerja bersama Komisi XI DPR RI

Komisi XI Cecar Sri Mulyani Soal Anggaran Pendidikan Tak Sampai 20 Persen

Anggaran pendidikan 20 persen tidak terpenuhi itu terjadi dua kali, yakni pada masa pemerintahan Presiden SBY dan Presiden Jokowi.

img_title
VIVA.co.id
22 Juli 2025