Ekonomi Jepang Kontraksi 0,7 Persen pada Kuartal I-2025, Dampak Tarif Impor AS?
- Istimewa
Tokyo, VIVA – Jepang melaporkan Produk Domestik Bruto (PDB) terkontraksi sebesar 0,7 persen secara year on year (YoY) pada kuartal I-2025. Penyusunan menjadi pertama kali dalam setahun sekaligus gagal memenuhi ekspektasi pasar sebesar 0,2 persen
Sepanjang Maret 2025, ekonomi Jepang melemah 0,2 persen akibat ekspor menurun drastis. Pencapaian tersebut sedikit lebih buruk dari harapan para ekonom sebesar 0,2 persen.
Dikutip CNBC Internasional pada Jumat, 16 Mei 2025, ketidakpastian ekonomi akibat perang dagang yang dicetuskan Presiden Donald Trump berpengaruh besar terhadap ekspor. Secara kuartalan, nilai ekspor Jepang menurun 0,6 persen atau 0,8 poin persentase dari PDB.
Sementara itu, daya beli domestik justru menunjukkan pertumbuhan sebesar 0,6 persen secara kuartalan. Ini memberikan berkontribusi 0,7 poin terhadap PDB.
Ilustrasi Tantangan Ekonomi
- freepik.com/freepik
Laporan PDB Jepang dirilis saat perwakilan negara tersebut terkunci dalam negosiasi perdagangan dengan AS. Diskusi kedua negara belum menghasilkan kesepakatan konklusif hingga saat ini.
Ekonom Asia-Pasifik di State Street Global Advisors, Krishna Bhimavarapu, berharap negosiasi menghasilkan kesepakatan yang wajar. Sehingga dapat mengurangi dampak tarif impor dalam beberapa bulan mendatang.
"Semua ini berarti bahwa Bank of Japan hanya mengamati sampai ada kepastian. Kami memperkirakan hanya satu kali kenaikan suku bunga tahun ini, mungkin pada kuartal keempat," ujar Bhimavarapu.
Bank sentral Jepang masih mempertahankan suku bunga di level 0,5 persen. Pada 13 Mei 2025 lalu, BoJ memperingatkan potensi ekonomi akan melambat akibat pengaruh kebijakan perdagangan di seluruh dunia terutama kebijakan tarif AS akan memberikan tekanan ke bawah terhadap aktivitas ekonomi dan harga di Jepang.
"Guncangan permintaan negatif diperkirakan terjadi, termasuk dampak meningkatnya ketidakpastian pada investasi tetap bisnis dan konsumsi rumah tangga, penurunan volume ekspor ke Amerika Serikat, dan memburuknya profitabilitas ekspor Jepang" tulis bank sentral Jepang.
Guna mengantisipasi kondisi ini, bank sentral bersiap untuk menaikkan suku bunga. Beberapa anggota Dewan BOJ mengatakan inflasi sudah melampaui target bank sentral sebesar 2 persen.
Pada bulan April 2025, tingkat inflasi berada di level 3,6 persen. Bukan hanya sekali, inflasi telah melebihi ambang batas selama tiga tahun berturut-turut.