BI Jelaskan Alasan Sering Beli SBN: Bantu Perekonomian hingga Jaga Likuiditas Perbankan

Kepala Departemen Komunikasi BI, Ramdan Denny Prakoso
Sumber :
  • VIVA.co.id/Fikri Halim

Jakarta, VIVA – Bank Indonesia (BI) menjelaskan pertimbangan kenapa rajin dalam membeli Surat Berharga Negara (SBN). BI menyatakan, pembelian SBN dilakukan untuk membantu likuiditas perbankan.

Modal Asing Masuk RI Capai 1,5 Triliun pada Pekan Keempat Mei 2025

Kepala Departemen Komunikasi Bank Indonesia (BI), Ramdan Denny Prakoso mengatakan hingga 20 Mei 2025 BI telah membeli SBN Rp 96,41 triliun. Dari total ini, pembelian SBN di pasar sekunder sebesar Rp 64,99 triliun.

"Ini tentunya membantu kondisi likuiditas perbankan untuk tentunya bagaimana mereka mengelola likuiditas. Kita berharap supaya likuiditas itu bisa maksimal untuk disalurkan ke kredit perbankan," ujar Denny di Kantor Pusat BI, Jakarta, Senin, 26 Mei 2025.

Perkuat Struktur Pendanaan Jangka Panjang, BRI Fokus Himpun Dana Murah

Kepala Departemen Komunikasi BI, Ramdan Denny Prakoso

Photo :
  • VIVA.co.id/Anisa Aulia

Denny menjelaskan, BI dalam membeli SBN dilakukan secara terukur. Pembelian dilakukan dengan memperhitungkan dampaknya ke perekonomian dan likuiditas perbankan.

BI Rate Turun, Ini Jurus BNI Jaga Likuiditas

"Tentunya Bank Indonesia dalam melakukan pembelian SBN sudah sangat berhitung apa dampaknya terhadap perekonomian dan apa dampaknya terhadap likuiditas perbankan," jelasnya.

Gedung Bank Indonesia (tampak depan)

Photo :
  • VIVAnews/Nurcholis Anhari Lubis

Denny menuturkan, hingga saat ini suku bunga di pasar uang tetap stabil dalam kisaran suku bunga kebijakan Bank Indonesia. Sehingga menunjukkan bahwa perbankan mampu mengelola likuditas secara baik.

"Suku bunga di pasar uang itu tetap stabil inline dalam kisaran suku bunga kebijakan Bank Indonesia, kemudian kita juga melihat bagaimana pasar uang juga pergerakan suku bunga juga stabil. Ini menunjukkan bahwa sebenarnya perbankan mampu mengelola likuiditas dengan baik dan gojolak hampir tidak ada di pasar uang domestik," imbuhnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya