Laba Bersih Tembus Rp 306 Miliar, Sinar Terang Mandiri Pilih Ekspansi Bisnis Ketimbang Tebar Dividen
- Dok. Sinar Terang Mandiri
Jakarta, VIVA – Emiten jasa penunjang dan penggalian pertambangan, PT Sinar Terang Mandiri Tbk (MINE), menegaskan komitmen melakukan ekspansi bisnis dan diversifikasi portofolio. Pernyataan ini disampaikan dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) yang digelar pada Selasa, 10 Juni 2025.
Periode setelah setelah penawaran perdana saham (IPO) pada 10 Maret 2025 menjadi babak baru bagi perseroan. Dana hasil IPO akan dioptimalisasi dalam proyek strategis.
Direktur Utama PT Sinar Terang Mandiri Tbk Ivo Wangarry, mengungkapkan total cuan yang dikantongi perusahaan dari IPO setelah dikurangi biaya emisi sebesar Rp 129,6 miliar. Perseroan telah merealisasikan penggunaan dana sebesar Rp 14 miliar untuk pembelian aset tetap berupa tanah dan bangunan.
Adapun sisa dana sebesar Rp 115,6 miliar ditempatkan dalam bentuk giro di Bank Mandiri. Keputusan ini diambil sebagai langkah strategis untuk menjaga likuiditas dan fleksibilitas finansial dalam mendukung rencana ekspansi jangka menengah hingga panjang.
PT Sinar Terang Mandiri Tbk (MINE) Gelar RUPST 2025
- Dok. Sinar Terang Mandiri
“Pengelolaan dana IPO kami fokuskan pada penguatan fundamental jangka panjang. Investasi aset tetap dan penempatan dana yang prudent adalah langkah awal kami dalam membangun struktur modal yang kokoh,” ujar Ivo dalam keterangan resminya yang dikutip pada Rabu, 11 Juni 2025.
Dalam RUPST perdana setelah tiga bulan melantai, para pemegang saham menyetujui penggunaan laba bersih tahun buku 2024 sebesar Rp 306,5 miliar disisihkan sepenuhnya sebagai dana cadangan dan laba ditahan. Keputusan ini sejalan dengan strategi jangka menengah dan panjang.
Perseroan bertekad untuk memperkuat struktur permodalan dan mendukung ekspansi usaha secara berkelanjutan. Menurut Ivo, perluasan proyek adalah kunci untuk memastikan keberlanjutan usaha.
Perseroan juga memastikan bahwa setiap langkah ekspansi akan membawa nilai tambah dan memperkuat ketahanan bisnis ke depan. Ivo mengatakan, strategi jangka panjang dilakukan dengan memperluas portofolio proyek.
"Kami menyadari pentingnya membangun basis klien yang lebih luas agar lebih adaptif terhadap dinamika industri. Kami tetap berkomitmen menjaga hubungan profesional yang solid dengan mitra yang sudah ada, sambil membuka peluang kemitraan baru," tutur Ivo.
Saat ini, perseroan dipercaya untuk menangani proyek-proyek tambang besar seperti PT Weda Bay Nickel dan PT Hengjaya Mineralindo. Perseroan juga tengah menjalin kerja sama strategis dengan PT Sulawesi Cahaya Mineral (PT SCM) untuk jasa kontraktor tambang dan pengangkutan (hauling).
Perseroan mengoperasikan hampir 1.000 unit alat berat beserta peralatan pendukung lainnya guna mendukung kelancaran operasional di berbagai proyek strategis. Seiring rencana ekspansi yang berkelanjutan, jumlahnya akan terus bertambah.
Emiten berkode MINE telah mengalokasikan belanja modal pada tahun 2025 yang difokuskan untuk pengadaan alat berat baru. Ini mencerminkan strategi penguatan armada untuk mendorong produktivitas mengingat kapasitas alat berat menjadi salah satu tulang punggung operasional.
"Investasi pada armada adalah bagian dari upaya menjaga efisiensi dan produktivitas kerja di tengah tingginya permintaan jasa pertambangan nasional. Dengan demikian dapat menjaga pertumbuhan bisnis yang positif dan berkelanjutan,” tutup Ivo.