Jadi Pencetus Orange Bond di Indonesia, PNM Fokus Genjot Pemberdayaan Perempuan

Direktur Utama PT Permodalan Nasional Madani (PNM) Arief Mulyadi
Sumber :
  • VIVA/M Ali Wafa

Jakarta, VIVA – PT Permodalan Nasional Madani (PNM) telah menerbitkan Penawaran Umum Berkelanjutan (PUB) Obligasi bernilai total Rp6 triliun dan PUB Sukuk bernilai total Rp10  triliun. Keduanya berbasis sosial atau orange bonds, yang difokuskan untuk pemberdayaan perempuan Indonesia.

PNM Hadirkan Pelatihan Mekaarpreneur, Dorong Nasabah Tumbuh dan Naik Kelas

Direktur Utama PNM Arief Mulyadi mengatakan, penerbitan Orange Bonds selain untuk pembiayaan , juga diharapkan dapat membantu meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai pemberdayaan perempuan melalui pasar modal. 

“Instrumen berharga yang berfokus dalam pemberdayaan perempuan di Indonesia masih sangat minim dan ini merupakan yang pertama di pasar modal Indonesia. Langkah ini merupakan wujud nyata dari semangat kami untuk menghadirkan keuangan yang berdampak,” jelas Arief dikutip dari keterangannya, Sabtu, 5 Juli 2025.

Dukung Transisi Energi, BNI Catat Salurkan Pembiayaan Hijau Rp 13,37 Triliun hingga Mei 2025

Dia menjabarkan pada tahap pertama tahun 2025, PNM berhasil menghimpun dana sebesar Rp1 triliun sebagai bagian dari program senilai total Rp6 triliun. Obligasi ini terbagi dalam tiga seri yaitu:

- Seri A: tenor 370 hari, dengan kupon 6,25 persen per tahun

Jaga Kepercayaan Investor, PP Presisi Bayar Pokok dan Bunga Obligasi Senilai Rp107 Miliar

- Seri B: tenor 3 tahun, dengan kupon 6,65 persen per tahun

- Seri C: tenor 5 tahun, dengan kupon 6,85 persen per tahun.

Selain obligasi, PNM juga menerbitkan Sukuk Mudharabah Orange bond dengan nilai Rp1,75 triliun sebagai bagian dari program senilai total Rp10 triliun. Instrumen ini guna mengakselerasi  pembiayaan syariah dengan dampak sosial yang terukur, dan terbagi dalam tiga seri: 

- Seri A: tenor 370 hari, indikasi bagi hasil 6,25 persen per tahun

- Seri B: tenor 3 tahun, indikasi bagi hasil 6,65 persen per tahun

- Seri C: tenor 5 tahun, indikasi bagi hasil 6,85 persen per tahun. 

Direktur Utama PNM, Arief Mulyadi

Photo :
  • VIVA/Siska Permata Sari

Lebih lanjut menurutnya, Orange Bonds PNM didukung oleh Impact Investment Exchange (IIX), yang merupakan bagian dari Orange movement, dalam menghubungkan investor dan membangun pasar modal sosial. Dana hasil penerbitan obligasi akan digunakan sebagai modal kerja untuk program PNM Membina Ekonomi Keluarga Sejahtera (PNM Mekaar). 

Sementara hasil sukuk dialokasikan untuk pembiayaan PNM Mekaar Syariah, dengan melibatkan sejumlah Penjamin Pelaksana Emisi Efek Terkemuka, yaitu PT BRI Danareksa Sekuritas, PT Indo Premier Sekuritas, PT Mandiri Sekuritas, PT Bahana Sekuritas, dan PT Trimegah Sekuritas Indonesia Tbk.

Distribusi efek akan dilakukan secara elektronik pada 8 Juli 2025, dan dicatatkan di Bursa Efek Indonesia pada 9 Juli 2025 dan pembayaran bunga akan dibayarkan setiap triwulan (3 bulan) sejak tanggal emisi.

“Ke depannya PNM akan terus memperluas jangkauan layanan melalui digitalisasi, penguatan ekosistem ultra mikro, dan peningkatan serta pengembangan kapasitas nasabah melalui pelatihan berkelanjutan,” tandasnya.

Orange Bond pertama di Indonesia

Pada pertengahan  2024, Pemerintah bersama IIX memperkenalkan instrumen surat utang berbentuk obligasi oranye atau orange bonds. Instrumen investasi yang disiapkan untuk memenuhi kebutuhan pendanaan program-program Sustainable Development Goals (SDGs), khususnya pada aspek kesetaraan gender. 

Koordinator Tim Ahli Sekretariat Nasional SDGs Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Yanuar Nugroho mengatakan, terdapat kesenjangan pendanaan program terkait SDGs mencapai Rp24.000 triliun. Oleh karenanya, diperlukan sumber pendanaan yang lebih kreatif.

 "Orange bonds diharapkan dapat memainkan peran penting dalam mengatasi kesenjangan dengan menyediakan modal untuk proyek-proyek yang fokusnya pada sustainable dan gender equality," tutur dia kala itu.

Orange bonds juga diharapkan mampu mempromosikan inklusi sosial ekonomi dengan memberikan akses keuangan yang lebih besar kepada perempuan dan kelompok yang terpinggir atau marjinal, selain menjadi sumber pendanaan. Sehingga, pihak swasta didorong untuk mengadopsi obligasi ini.

"Kami memang aspirasinya 2025, kita harap bisa punya partner dengan private sektor jadi kita bisa mobilisasi untuk inklusi. Tapi ini harus kolektif, kami tidak memaksakan, tergantung kesiapan,” ucap Yanuar.

Ilustrasi Obligasi

Photo :
  • Facebook/Guaranty Trust

Chief Operating Officer Impact  IIX Angela Ng menjelaskan bahwa pemerintah juga memainkan peran besar untuk mendorong adopsi orange bonds. Pasalnya, orange bonds tidak menggantikan obligasi berkelanjutan yang telah diterbitkan pemerintah, tetapi justru melengkapinya.

Menurutnya, orange bonds berpotensi memobilisasi dana sekitar 10 miliar dollar ASZ atau sekitar Rp160 triliun (kurs Rp16.000 per dollar AS). "Dan memberdayakan 100 juta perempuan dan minoritas gender pada tahun 2030,” katanya.

Kini, Orange Bond perdana telah diluncurkan. Bukan oleh pihak swasta, namun oleh salah satu lembaga keuangan milik negara yaitu PNM yang merupakan lembaga yang pertama kali dipercaya untuk menerbitkannya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya