Perkuat Inklusi saat Industri Asuransi Lesu, BRI Insurance Tawarkan Perlindungan Kalangan Rentan

Bri Insurance
Sumber :
  • Dok. BRI Insurance

Jakarta, VIVA – Di tengah performa sektor asuransi umum yang masih tertinggal dari industri keuangan lain, PT BRI Asuransi Indonesia (BRI Insurance) mencatat langkah progresif lewat pengembangan produk mikro yang menyasar pelaku usaha kecil. Upaya ini menjadi bagian dari strategi memperkuat penetrasi asuransi umum di Indonesia yang hingga kini masih relatif rendah.

Ekonomi Global Masih Loyo, Asuransi Ini Tawarkan Produk Perlindungan dengan Manfaat Tunai Hingga 920 Persen

Data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menunjukkan bahwa kinerja industri asuransi umum pada 2024 mencatat perlambatan signifikan. Pendapatan premi hanya tumbuh 5,36 persen menjadi Rp117,71 triliun, jauh lebih rendah dibandingkan pertumbuhan 2023 yang mencapai 19,52 persen. 

Sementara itu, laba bersih tercatat negatif Rp8,94 triliun atau mengalami kontraksi 197,79 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Total aset pun hanya meningkat tipis 7,77 persen menjadi Rp242,91 triliun.

Rambah Wilayah Jawa Timur, Askrindo Cover Asuransi Kecelakaan Diri di 57 Lokasi Wisata

Penetrasi asuransi di Indonesia baru mencapai 2,6 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) per September 2024, jauh tertinggal dari negara tetangga seperti Malaysia (4,8 persen), Jepang (7,1 persen), dan Singapura (11,4 persen). Untuk asuransi umum sendiri, tingkat penetrasi hanya 0,53 persen dengan densitas sekitar Rp417 ribu per kapita per tahun.

Ilustrasi Asuransi Pensiun

Photo :
  • freepik.com/jcomp
Mengenal Database Agen dan Polis Asuransi, Langkah Baru OJK Perkuat Industri Keuangan RI

Di tengah tantangan ini, BRI Insurance menghadirkan pendekatan berbasis kebutuhan riil masyarakat, terutama pelaku UMKM. Melalui produk Asuransi Mikro BRINS, perusahaan menyasar pelaku usaha mikro seperti warung, kios, dan toko kecil. Produk ini menawarkan premi terjangkau mulai dari puluhan ribu rupiah, namun mencakup proteksi risiko kebakaran, pencurian, banjir, hingga kerusakan usaha.

“Inovasi produk asuransi umum perlu diarahkan pada konsep SMES (Sederhana, Murah, Ekonomis, dan Segera), mengingat tingkat densitas asuransi umum di Indonesia masih tergolong rendah," jelas Pimpinan Corporate Planning and Strategy Division, Aryo Swastika Nugroho, dalam keterangan resminya pada Senin, 14 Juli 2025.

Layanan Asuransi Mikro BRINS juga dirancang agar mudah diakses, termasuk secara digital melalui aplikasi BRINS Mobile dan BRI Mobile, tanpa memerlukan proses tatap muka. Proses klaim pun disederhanakan, cukup dengan identitas diri dan data usaha.

Langkah ini sejalan dengan semangat inklusi keuangan dan kebutuhan proteksi masyarakat yang selama ini belum terjangkau oleh produk formal. Dalam ekosistem BRI Group, BRINS memanfaatkan potensi bancassurance dan kanal distribusi yang telah mapan, termasuk nasabah perbankan dan debitur UMKM.

Meski kanal bancassurance secara industri mencatat penurunan kontribusi premi sebesar 27,4 persen pada 2024, BRI Insurance melihat potensi besar melalui sinergi perbankan dan asuransi dalam menjangkau pasar yang lebih luas. Kanal broker dan direct marketing justru mencatat pertumbuhan masing-masing 17,6 persen dan 17,5 persen, menunjukkan bahwa pendekatan terstruktur dan proaktif menjadi kunci.

Bisnis Warung Rumahan

Photo :
  • Freepik.com//Freepik

Sayangnya, kontribusi premi dari kanal bancassurance justru mengalami penurunan 27,4 persen pada 2024. Fakta ini menunjukkan bahwa potensi bancassurance belum dioptimalkan secara strategis, bukan karena pasarnya kecil, tetapi karena pendekatannya belum terstruktur dan proaktif.

"Dengan pertumbuhan jumlah nasabah dan volume kredit yang terus meningkat di sektor perbankan, semestinya pertumbuhan premi asuransi dapat sejalan," lanjut Aryo.

Namun, minimnya interaksi langsung antara perusahaan asuransi dan debitur bank menyebabkan potensi pasar ini belum dimanfaatkan secara optimal. Padahal skema kerja sama bancassurance baik dalam model referensi, distribusi, maupun integrasi memberikan fleksibilitas tinggi dalam penetrasi pasar. 

Melalui sinergi ini, perusahaan asuransi dapat menjangkau basis nasabah bank dengan biaya akuisisi yang lebih rendah. Di satu sisi, pihak bank memperoleh tambahan pendapatan non-bunga (fee-based income) yang signifikan.

Kehadiran produk mikro seperti yang ditawarkan BRI Insurance menjadi salah satu solusi dalam menjawab ketimpangan literasi dan inklusi asuransi. Berdasarkan data 2025, literasi asuransi masyarakat mencapai 45,45 persen meski inklusi masih stagnan di 28,5 persen.

Dengan strategi yang adaptif terhadap realitas sosial dan ekonomi masyarakat, BRI Insurance berupaya memperkuat daya tahan finansial segmen rentan sekaligus berkontribusi pada pertumbuhan sektor asuransi umum yang lebih inklusif dan berkelanjutan.

"Selaras dengan semangat inklusi keuangan, produk ini ditujukan untuk menjangkau lapisan masyarakat yang paling rentan terhadap risiko, namun kerap terabaikan oleh proteksi formal," tegas Aryo.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya