Bantah Tarif 0 Persen Bagi Produk AS sebagai Karpet Merah, Luhut Ungkap Tujuannya

Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN), Luhut Binsar Pandjaitan (dok: Instagram @luhut.pandjaitan)
Sumber :
  • VIVA.co.id/Anisa Aulia

Jakarta, VIVA – Ketua Dewan Ekonomi Nasional alias DEN, Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, pemangkasan tarif impor oleh Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump hingga menjadi 19 persen bagi Indonesia, bisa berdampak pada peningkatan Produk Domestik Bruto (PDB) hingga penyerapan tenaga kerja.

Tarif Trump Turun, DPD: Diplomasi Prabowo Luar Biasa

Menurutnya, keberhasilan ini merupakan sinyal kuat bahwa Indonesia mampu mengamankan kepentingan nasionalnya, dalam forum negosiasi internasional semacam ini.

Karenanya, Luhut menegaskan bahwa penyesuaian yang dilakukan Indonesia dengan mengenakan tarif impor 0 persen terhadap produk AS, merupakan bagian dari langkah kebijakan yang bersifat strategis. Tujuannya yakni untuk memperkuat rantai pasok, menarik investasi berbasis nilai tambah, dan memperkuat posisi Indonesia sebagai mitra dagang yang dihormati.

Trump Klaim Dapat Akses Penuh ke Tembaga RI, Bahlil Ungkit Soal Hilirisasi

"Kita tidak sedang memberi karpet merah untuk pihak luar, tetapi justru membuka jalan yang lebih besar bagi produk dan pelaku usaha Indonesia untuk bersaing di pasar global," kata Luhut dalam keterangannya, dikutip Kamis, 17 Juli 2025.

Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN), Luhut Binsar Pandjaitan

Photo :
  • VIVA.co.id/Anisa Aulia
Waka Komisi VI DPR Puji Prabowo Berhasil Turunkan Tarif Impor hingga 19%

Dia menegaskan, langkah ini adalah diplomasi ekonomi pemerintah dengan visi jangka panjang yang jelas dan berlandaskan kepentingan nasional. Upaya pemerintah ini diakui Luhut juga sebagai bagian dari pendekatan timbal balik yang terukur, dan menguntungkan bagi kedua belah pihak.

Menurutnya, kebijakan ini bukanlah konsesi sepihak, melainkan strategi untuk membuka peluang investasi, mendorong transfer teknologi, dan memperluas akses pasar ekspor Indonesia secara lebih kompetitif.

Bahkan, Luhut memastikan jika DEN sendiri telah melakukan simulasi ekonomi dengan dua skenario utama. Pada skenario pertama, tarif tambahan terhadap produk Indonesia tetap tinggi di angka 32 persen, dan skenario kedua dimana tarif diturunkan menjadi 19 persen yang disertai dengan penyesuaian tarif impor Indonesia terhadap sebagian besar produk dari AS.

Penasehat Khusus Presiden Bidang Digitalisasi dan Teknologi Pemerintahan, Luhut

Photo :
  • VIVA/Lazuardhi Utama

Kedua skenario ini telah dianalisis untuk mengukur dampaknya terhadap pertumbuhan ekonomi, investasi, tenaga kerja, dan kesejahteraan masyarakat. Hasil simulasi menunjukkan, skenario kedua memberikan dampak ekonomi yang jauh lebih positif.

Dimana PDB diprediksi naik m 0,5 persen akibat didorong oleh peningkatan investasi dan konsumsi. Penyerapan tenaga kerja tumbuh sebesar 1,3 persen, dan kesejahteraan masyarakat meningkat sebesar 0,6 persen.

"Simulasi juga memperkirakan lonjakan investasi hingga 1,6 persen, yang menunjukkan potensi relokasi industri global ke Indonesia, terutama di sektor-sektor padat karya seperti tekstil, garmen, alas kaki, furniture, serta perikanan," ujarnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya