Pesan Mentan Amran ke Produsen Nakal Penjual Beras Oplosan

Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman (Dok: Kementan)
Sumber :
  • VIVA.co.id/Anisa Aulia

Jakarta, VIVA – Menteri Pertanian (Mentan) RI, Andi Amran Sulaiman meminta kepada seluruh produsen beras nakal untuk sadar atas kesalahannya terkait melakukan praktik pengurangan mutu beras.

Ia meminta kepada seluruh produsen nakal untuk menyesuaikan produk beras dengan regulasi yang berlaku.

Pesan itu diberikan Mentan Amran menyusul ramainya kasus dugaan praktik curang dilakukan produsen beras melanggar produksi tidak memenuhi standar mutu, kualitas dan volume.

Cara BULOG jaga kualitas beras di gudang

Photo :
  • Bulog

“Mudah-mudahan semua sudah sadar dan menyesuaikan regulasi yang ada,” ucap Amran kepada wartawan, Kamis, 17 Juli 2025.

Pasalnya, Amran menegaskan bahwa persoalan beras yang bisa dibilang oplosan ini telah dilaporkan ke Polri untuk nantinya bagi produsen yang terbukti akan segera ditindak sesuai dengan hukum yang berlaku. 

“Ya beras oplosan semua kami minta segera menyesuaikan dengan regulasi yang ada di republik ini. Kami sudah mengirim seluruh merek yang tidak sesuai (takaran),” jelasnya.

Ilustrasi beras bulog

Photo :
  • Istimewa

Adapun Kementan telah melaporkan kepada Polri melalui Satgas Pangan atas temuan  212 merek beras yang tidak sesuai ketentuan. Di mana, penyelidik saat ini masih berjalan ditangani Dittipideksus Bareskrim Polri.

Mentan Amran sebelumnya menyebut kerugian akibat kasus beras oplosan senilai lebih dari Rp99 triliun. Hal tersebut diungkap Mentan Amran saat menghadiri rapat kerja bersama Komisi IV DPR RI pada Rabu, 16 Juli 2025. 

Ia menambahkan, nilai tersebut didapat dari penghitungan peredaran beras selama 1 tahun.

"Kalau ini Rp99 triliun itu adalah masyarakat. Sebenarnya ini (nilai kerugian) satu tahun, tetapi kalau ini terjadi 10 tahun atau 5 tahun, karena ini bukan hari ini terjadi, ini sudah berlangsung lama Pak. Tetapi nanti angkanya sudah pasti, bukan Rp100 triliun, pasti di atas kalau ini dilacak ke belakang," kata Amran.

Mentan Amran menilai masyarakat menjadi menanggung kerugian akibat kasus beras oplosan itu. Apalagi, kata dia, praktik beras oplosan dilakukan dengan cara mencampur beras curah dan mengganti bungkus dengan premium.

Beras yang tersimpan di Sentra Penggilingan Padi (SPP) Bulog Karawang, Jawa Barat

Photo :
  • VIVA.co.id/Fajar Ramadhan

"Ini beras biasa, dijual dengan premium, beras curah ini tinggal ganti bungkus dan ada poto-potonya sama kami Pak. Kami serahkan ke penegak hukum. Kemudian ini bungkus premium, ini tinggal mau beli yang mana. Jadi harganya yang naik, bukan kualitasnya yang naik," ucap Amran.

Harga Emas Hari Ini 2 Agustus 2025: Buyback Produk Antam Meroket, Global Bervariasi

"Ibaratnya emas 24 karat, sebenarnya ini 18 karat tetapi dijual 24 karat. Jadi ini kami temukan, bukan kami periksa Pak, kami tim independen ada 13 lab yang periksa seluruh Indonesia, termasuk Sucofindo," imbuhnya.

Mobil SUV Ini Dapat Diskon Spesial di GIIAS 2025, Potongan Harga Sampai Rp25 Juta!
Mobil dan teknologi China di Amerika Serikat

Ekspansi Industri EV Tiongkok, Ada Ancaman Keruntuhan yang Mengintai

Dibalik pertumbuhan pesatnya, terkuak tantangan struktural yang kompleks, mulai dari model bisnis yang rapuh, ketergantungan pada subsidi, hingga tekanan pasar global

img_title
VIVA.co.id
2 Agustus 2025