Bakal Atasi Kekeringan hingga Dorong Ketahanan Pangan di Sulbar, Bendungan Budong-budong Jawab Tantangan Perubahan Iklim

Bendungan Budong-Budong.
Sumber :
  • istimewa.

Jakarta, VIVA – PT Brantas Abipraya mengakselerasi pembangunan Bendungan Budong-Budong di Kabupaten Mamuju Tengah, Sulawesi Barat, yang dimulai sejak tahun 2020. Hal tersebut merupakan bentuk komitmen perisahaan dalam mengatasi ancaman kekeringan yang kian meningkat di wilayah timur Indonesia.

Ekspansi Bisnis ke Merauke, Hexindo Bidik Proyek Strategis Nasional

Dian Sovana, Sekretaris Perusahaan Brantas Abipraya mengungkapkan, di tengah kondisi iklim yang makin tidak menentu, keberadaan Bendungan Budong-Budong akan memberikan dampak positif pada lingkungan sekitar.

“Bukan hanya sebagai penampung air, tetapi juga sebagai penyelamat ketahanan pangan dan penjaga keberlanjutan kehidupan masyarakat lokal,” ungkap Dian dikutip dari keterangannya, Jumat 18 Juli 2025.

Catat Tanggalnya, Pertamina Eco RunFest 2025 Siap Digelar 23 November 2025!

Proyek ini diketahui masuk dalam daftar Proyek Strategis Nasional (PSN) berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 109 Tahun 2020. Bendungan Budong-budong memiliki kapasitas tampung sebesar 65,18 juta meter kubik, akan mengairi lahan pertanian seluas 3.577 hektare dan menyediakan air baku hingga 410 liter per detik. Air tersebut akan dimanfaatkan untuk kebutuhan rumah tangga, fasilitas umum, dan sektor industri.

“Ini adalah bentuk kontribusi nyata Brantas Abipraya dalam menjawab tantangan kekeringan dan perubahan iklim. Dengan suplai air yang stabil, masyarakat tidak lagi bergantung sepenuhnya pada musim hujan,” tambah Dian Sovana.

Pertamuda Seed & Scale 2025 Dibuka, Pertamina Buka Peluang Mahasiswa Ikuti Program Bisnis di Luar Negeri

Kantor Brantas Abipraya

Photo :
  • VIVA.co.id/Anwar Sadat

Selain pengairan dan air baku, bendungan ini juga mampu mengurangi potensi banjir hingga 60 persen, terutama di wilayah rawan seperti Topoyo, Karossa, dan Budong-Budong. Dengan begitu, kawasan pemukiman dan lahan pertanian setempat akan lebih terlindungi dari risiko bencana tahunan.

Lebih lanjut menurutnya, dalam bendungan itu disertakan Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMh) berkapasitas 0,6 megawatt (MW) untuk menghasilkan energi terbarukan yang ramah lingkungan. Inisiatif ini sejalan dengan agenda transisi energi nasional menuju sumber energi bersih dan berkelanjutan.

Tak hanya fungsi teknis, proyek ini juga berpotensi besar menggerakkan ekonomi lokal. Area sekitar bendungan tengah dipersiapkan untuk dikembangkan sebagai destinasi wisata air dan ekowisata berbasis komunitas.

Pemerintah daerah dan masyarakat lokal bersama-sama menggagas pemanfaatan kawasan ini untuk mendukung UMKM, ekonomi kreatif, serta sektor informal lainnya.

“Setiap infrastruktur yang kami bangun harus memberikan manfaat jangka panjang, bukan hanya dalam hal teknis tapi juga sosial dan ekonomi. Bendungan Budong-Budong adalah simbol kolaborasi dan masa depan berkelanjutan untuk Sulawesi Barat,” tutup Dian.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya