Pekerja Kerah Putih Waspada! AI Diprediksi Bisa Gantikan 20 Persen Pekerjaaan pada 2030
- Robotic Industries Association
Jakarta, VIVA – Kekhawatiran bahwa kecerdasan buatan (AI) akan menghapus pekerjaan manusia bukan hal baru. Sejak komputer pertama kali diperkenalkan, isu ini sudah menghantui para pekerja.
Namun dalam setahun terakhir, kekhawatiran ini terasa lebih nyata dibanding sebelumnya. AI telah berkembang begitu pesat dan mulai menggantikan tugas-tugas yang sebelumnya hanya bisa dilakukan oleh manusia, terutama di sektor pekerjaan kantoran.
Chief Executive Officer Anthropic, Dario Amodei, bahkan memperingatkan bahwa AI bisa menyebabkan lonjakan pengangguran hingga 20% dalam satu hingga lima tahun ke depan, khususnya pada pekerjaan kerah putih. Perusahaan-perusahaan besar seperti Meta, Microsoft, dan Salesforce pun sudah mulai menggunakan AI untuk melakukan pekerjaan yang sebelumnya ditangani manusia, termasuk pemrograman.
Tak ketinggalan, CEO Amazon dan JPMorgan juga telah menyatakan bahwa jumlah tenaga kerja manusia akan semakin berkurang seiring meningkatnya pemanfaatan AI. Namun, apakah semua ini benar-benar akan terjadi? Simak berbagai pandangan berikut seperti dirangkum dari CNN, Kamis, 24 Juli 2025.
Ilustrasi manajemen data / Artificial Intelligence (AI)
- SAP
1. AI Bisa Jadi Alasan Praktis untuk PHK
Meski kekhawatiran soal AI terasa logis, sebagian pihak menilai peringatan semacam ini juga bisa dijadikan alasan praktis oleh perusahaan untuk merampingkan tenaga kerja. "AI sangat hebat, jadi akan menggantikan manusia" terdengar seperti slogan pemasaran yang ampuh, sekaligus menjadi pembenaran mudah bagi eksekutif yang memang sudah ingin melakukan PHK.
2. Para Tokoh Teknologi Masih Terpecah
CEO Nvidia, Jensen Huang, mengatakan bahwa AI hanya akan menghapus pekerjaan jika 'dunia kehabisan ide.' Sementara itu, CEO Google DeepMind, Demis Hassabis, bahkan menyebut ancaman “jobpocalypse” hanya menjadi perhatian kecil dalam daftar kekhawatirannya.
3. AI Memang Sudah Mulai Gantikan Ribuan Pekerjaan
Fakta tak bisa diabaikan, banyak perusahaan teknologi telah memangkas ratusan hingga ribuan pekerjaan dalam tahun ini. Alasannya? AI kini mengambil alih lebih banyak tugas seperti pengembangan perangkat lunak.
4. Perubahan Dunia Kerja Tidak Terelakkan
Mayoritas pakar sepakat bahwa sifat pekerjaan akan berubah. Cara kita bekerja, jenis pekerjaan yang ada, serta peran manusia dalam dunia kerja akan mengalami transformasi besar, dan itu terjadi lebih cepat dibanding revolusi teknologi sebelumnya.
5. Masyarakat Juga Khawatir
Sebuah survei dari Pew Research Center menunjukkan lebih dari separuh orang Amerika cemas terhadap dampak AI di dunia kerja, dan sepertiga di antaranya percaya AI akan mengurangi kesempatan kerja mereka ke depannya.
6. Akan Terjadi Perombakan Kompleks, Bukan Pemusnahan Total
Menurut Gaurab Bansal dari Responsible Innovation Labs, akan ada perpindahan dan perubahan peran, bukan sekadar eliminasi. “Saya pikir kita sedang menghadapi perombakan yang kompleks, bukan penghapusan langsung,” ujarnya.
7. Munculnya ‘Agentic AI’
AI tidak lagi hanya menjawab pertanyaan sederhana. Teknologi baru seperti agentic AI dapat menyelesaikan tugas-tugas kompleks secara mandiri, seperti membuat situs web atau membuat presentasi.
Swami Sivasubramanian dari Amazon Web Services menjelaskan, bahwa sekarang manusia bisa memberi (AI) sebuah tujuan, dan ia akan memecahnya menjadi langkah-langkah untuk mencapai itu. "Anda tiba-tiba memiliki sistem berpikir dan bernalar," ujarnya.
Contohnya, Amazon berhasil memperbarui 30.000 aplikasi perangkat lunaknya dalam 6 bulan, pekerjaan yang biasanya butuh 4.500 pengembang selama setahun. Penggunaan AI ini menghemat sekitar U$250 juta.
8. Perusahaan Teknologi Sudah Banyak Mengadopsi AI
CEO Microsoft, Satya Nadella, menyebut bahwa 20% hingga 30% kode perusahaannya kini dibuat oleh AI. CEO Meta, Mark Zuckerberg, menargetkan separuh pengembangan kode di perusahaannya akan dilakukan oleh AI tahun depan. Sedangkan Salesforce mengklaim AI menangani 30%-50% dari total pekerjaan mereka.
9. Lebih Mudah Diterapkan daripada Teknologi Otomatisasi Sebelumnya
Steven Adler, mantan peneliti OpenAI, menyoroti kemudahan adopsi AI. “Pekerja AI hanyalah perangkat lunak, Anda tidak perlu membeli mesin fisik yang mahal. Mereka juga bisa ditingkatkan dengan mudah,” katanya.
10. AI Lebih Banyak Mengubah daripada Menghapus
Yann LeCun, Chief AI Scientist dari Meta, mengatakan sebagian besar tugas tidak bisa sepenuhnya diotomatisasi. AI hanya cocok untuk sebagian kecil dari pekerjaan manusia. Sebagai contoh, dokter bisa menggunakan AI untuk mencatat dan mengisi rekam medis, sehingga punya lebih banyak waktu berbicara dengan pasien.
11. Pelatihan SDM Jadi Kunci
Pemerintah dan perusahaan mulai berinvestasi pada pelatihan AI. Misalnya, di New York, kini ada akademi pelatihan AI bagi guru, dan Gedung Putih telah menggalang 68 perusahaan untuk berkomitmen melatih tenaga kerja masa depan.
12. AI Ciptakan Pekerjaan Baru, Meski Beberapa Hilang
Dan Priest dari PwC mengatakan, seperti di era internet, AI juga akan menciptakan kategori pekerjaan baru yang belum kita bayangkan. “Secara bersih, harusnya ada pertumbuhan pekerjaan yang positif, hanya saja dalam bentuk pekerjaan yang berbeda.”