42 Ribu Pekerja RI Kena PHK di 2025, Ini Biang Keroknya!

Ilustrasi PHK
Sumber :
  • VIVA.co.id/Andrew Tito

Jakarta, VIVA – Fenomena pemutusan hubungan kerja (PHK) kembali menghantui dunia kerja Indonesia. Dalam enam bulan pertama tahun 2025, Kementerian Ketenagakerjaan mencatat lonjakan signifikan jumlah pekerja yang mengalami PHK. 

Kondisi ini tak hanya berdampak pada stabilitas ekonomi rumah tangga, tetapi juga berpotensi meningkatkan angka pengangguran nasional jika tidak segera diantisipasi.

Kementerian Ketenagakerjaan melaporkan, sebanyak 42.385 orang terkena PHK selama periode Januari hingga Juni 2025. Angka ini melonjak 32,19 persen dibanding periode yang sama tahun lalu, yakni 32.064 orang. 

Data tersebut dirilis melalui platform Satudata Kemnaker, yang menjadi rujukan resmi dalam pemantauan kondisi ketenagakerjaan nasional.

Menteri Ketenagakerjaan Yassierli menjelaskan bahwa kenaikan ini bukan hanya disebabkan oleh satu faktor tunggal. Ada berbagai pemicu yang memicu gelombang PHK, seperti penurunan permintaan pasar industri, pergeseran model bisnis perusahaan, hingga persoalan hubungan industrial antara pekerja dan manajemen.

Situasi ini memperlihatkan bahwa dunia kerja Indonesia masih rentan terhadap gejolak ekonomi, khususnya di sektor-sektor industri padat karya. Bahkan, sebagian besar kasus PHK terkonsentrasi di wilayah-wilayah industri utama. Berikut beberapa fakta penting dari data yang dirilis Kemnaker.

Menteri Ketenagakerjaan Yassierli, Menaker Yassierli Raker dengan Komisi IX DPR

Photo :
  • VIVA.co.id/M Ali Wafa

Provinsi dengan Jumlah PHK Tertinggi per Juni 2025

1. Jawa Tengah – 10.995 pekerja terkena PHK

Wilayah ini dikenal sebagai pusat industri tekstil dan garmen. Turunnya permintaan ekspor diyakini menjadi penyebab utama lonjakan PHK.

Bosch PHK 1.100 Karyawan, Ini Biang Keroknya

2. Jawa Barat – 9.494 pekerja

Dengan banyaknya kawasan industri di Bekasi, Karawang, dan Bandung, Jawa Barat menjadi salah satu daerah paling terdampak pemangkasan tenaga kerja.

PHK Tembus 42.385 Orang Per Juni 2025, Menaker: Paling Banyak di Jateng

3. Banten – 4.267 pekerja

Provinsi ini juga merupakan lokasi banyak industri manufaktur dan kimia yang menghadapi tekanan pasar global.

Dorong Produksi Kakao Nasional, Komisi IV Soroti Minat Petani hingga Hilirisasi

Mengapa PHK Meningkat?

Menteri Yassierli menegaskan bahwa perubahan model bisnis menjadi salah satu pemicu utama. Terkait ini, seperti yang diketahui, bahwa banyak perusahaan mulai mengalihkan operasional ke model digital, otomatisasi, atau bahkan merelokasi pabrik ke daerah dengan upah lebih rendah. 

Selain itu, turunnya pesanan dari luar negeri membuat kapasitas produksi berkurang, sehingga tenaga kerja pun dikurangi.

Tak kalah penting, persoalan hubungan industrial antara buruh dan manajemen perusahaan juga berkontribusi pada eskalasi PHK. Dalam beberapa kasus, perselisihan mengenai hak pekerja dan restrukturisasi bisnis berujung pada pemecatan massal.

Apa Dampaknya?

Kenaikan angka PHK pada paruh pertama 2025 berpotensi memperburuk kondisi pengangguran terbuka di Indonesia. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) per Februari 2025, jumlah pengangguran tercatat mencapai 7,28 juta orang. 

Kelompok usia muda (15–24 tahun) masih mendominasi dengan 3,55 juta pengangguran, disusul kelompok usia 25–34 tahun sebanyak 1,94 juta orang.

Meskipun jumlah pengangguran usia muda mengalami sedikit penurunan dibanding tahun sebelumnya, tren pengangguran usia 35 tahun ke atas justru meningkat.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya