Menteri Amran Sebut Rupiah Bisa Rp 1.000 per Dolar AS karena Hilirisasi, Begini Perhitungannya

Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Rabu, 30 April 2025
Sumber :
  • VIVA.co.id/Yeni Lestari

Jakarta, VIVA – Nilai tukar Rupiah berpeluang menguat menjadi Rp1.000 per dolar Amerika Serikat (AS) apabila hilirisasi komoditas ekspor digarap secara serius sejak sekarang.

Kadin Ungkap Masih Ada Potensi Ekspor Indonesia hingga Rp 2,3 Kudrilium Belum Tergarap

Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman saat berbicara dalam Rapat Koordinasi Pengendalian (Rakordal) Pembangunan Daerah Triwulan II Pemda DIY di Gedhong Pracimasono, Kepatihan, Yogyakarta.

"Dolar AS bisa Rp1.000 ke depan. Tapi ini harus dikerjakan dari sekarang," ujar Amran diktuip Rabu, 30 Juli 2025.

Danantara Teken Perjanjian Proyek Nikel senilai Rp23 Triliun dengan GEM Limited

Amran mencontohkan potensi kelapa bulat yang selama ini hanya diekspor mentah dengan nilai Rp20 triliun, jika diolah di dalam negeri, nilai tambahnya bisa meningkat 100 kali lipat. "Sekarang ini ekspor kita nilainya Rp20 triliun untuk kelapa, kali 100, itu Rp2.000 triliun," ujar dia.

"Kalau seluruh komoditas ekspor kita yang kita kirim ke luar negeri itu kita hilirisasi katakanlah Rp20.000 sampai Rp50.000 triliun," sambung Amran.

Wakil Menteri Todotua Dorong Mahasiswa Mempersiapkan Diri Menuju Indonesia Emas 2045

Menurut dia, Presiden Prabowo Subianto telah menyetujui anggaran sebesar Rp371 triliun untuk mendukung hilirisasi komoditas nasional. Dari total itu, Amran berujar sebanyak Rp40 triliun telah siap digunakan, termasuk Rp8 triliun yang baru ia tandatangani.

Menteri Pertanian (Mentan), Andi Amran Sulaiman (dok: Kementan)

Photo :
  • VIVA.co.id/Anisa Aulia

"Hari ini saya tanda tangan. Turun (cair) anggarannya Rp8 triliun, total Rp40 triliun. Hari ini ada anggaran pertanian Rp40 triliun," ucapnya.

Amran menyebut komoditas dengan permintaan tinggi seperti kakao, mete, dan kopi akan menjadi prioritas hilirisasi. Kementeriannya juga telah menyiapkan anggaran tambahan sebesar Rp4-7 triliun untuk membangun fasilitas pengolahan di dalam negeri.

Menurut Amran, selama ini Indonesia dirugikan karena komoditas seperti kakao diekspor dalam bentuk mentah ke luar negeri, lalu diolah di negara tujuan dan dijual kembali dengan harga berlipat.

Ia mencontohkan kakao dari Sulawesi yang diekspor ke Singapura harganya bisa melejit hingga 38 kali lipat hanya melalui proses penggilingan.

"Modalnya Singapura cuma ulek, ulek, diputar gini. Maka kami rintis, kami sudah siapkan anggaran sekitar Rp4 atau Rp7 triliun untuk membangun hilirisasi, dan yang mengulek nanti ke depan adalah Indonesia. Semua komoditas kita ulek, dikelola di Indonesia," ujar dia.

Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS

Photo :
  • VIVA.co.id/M Ali Wafa

Selain itu, Amran menambahkan, peluang besar juga terbuka bagi Indonesia karena perubahan pola konsumsi global khususnya di India dan China, yang kini beralih ke "coconut meal".

Negara-negara tersebut tidak bisa menanam kelapa, sehingga Indonesia berpeluang besar mengisi pasar dunia.

"Di Eropa, kelapa mentah dijual Rp34.000. Ke depan, ada enam dari 13 komoditas strategis yang mungkin bisa kita selesaikan. Kalau itu terjadi, ekspor kita yang sekarang Rp600 triliun, dikali 100 atau 50 saja, bisa jadi Rp30.000 triliun. Indonesia mencapai Indonesia emas dan menjadi negara 'superpower' ke depan," tutupnya. (Ant)

Ketua Kadin Indonesia Anindya Bakrie dengan Dubes India Sandeep Chakravorty.

Kadin Pede Perdagangan RI dan India Bakal Naik hingga Rp823 Triliun dalam Waktu Dekat

Saat ini, total nilai perdagangan Indonesia-India mencapai sekitar US$30 miliar atau Rp494 triliun.

img_title
VIVA.co.id
29 Agustus 2025