Seruan Presiden Prabowo: Mengubah Potensi 'Middle Power' Indonesia Menjadi Kekuatan Global

Wakil Ketua Umum KADIN, Teguh Anantawikrama.
Sumber :
  • Istimewa.

Jakarta, VIVA – Di tengah pusaran zaman yang tak menentu, ketika peta kekuatan dunia bergeser dan hubungan antarnegara diuji oleh kepentingan, Indonesia berdiri pada simpang jalan sejarahnya.

Prabowo Tegur Bupati Pati Buntut Kenaikan PBB 250 Persen, Diminta Cari Sumber Lain

Dari kediaman resminya, sebelum para pemimpin Kamar Dagang dan Industri Indonesia (KADIN) bertolak ke Magelang, Jawa Tengah, untuk retret tahunan, Presiden Prabowo Subianto menyampaikan pesan yang sederhana namun sarat makna: Indonesia harus menjadi tetangga bagi semua.

Pesan ini bukan sekadar basa-basi diplomasi. Presiden Prabowo mempertegas kembali jati diri Indonesia sebagai bangsa non-blok — bangsa yang memilih jalan kemandirian, yang berani membuka pintu kepada semua, namun tak mau terikat oleh kepentingan segelintir pihak.

Puan: PDIP Bakal Bersuara Lantang Jika Program Pemerintahan Prabowo 'Belok-belok'

"Inilah pondasi yang memungkinkan Indonesia menjadi jembatan antara Timur dan Barat, antara Utara dan Selatan," kata Wakil Ketua Umum KADIN, Teguh Anantawikrama, melalui keterangan resminya, Sabtu, 9 Agustus 2025.

Tantangan di depan mata nyata. Perang dan konflik regional, rivalitas dagang, hingga disrupsi rantai pasok global mengguncang perekonomian dunia. Namun, di tengah badai itu, Indonesia tetap melaju.

Teken IP-CEPA, Indonesia-Peru Perkuat Sektor Perdagangan hingga Pertahanan

"Tahun lalu, ekonomi kita tumbuh 5,1 persen — sebuah capaian yang bukan hanya menunjukkan ketahanan, tetapi juga memberi sinyal bahwa kita mampu mengubah tantangan menjadi peluang," jelas dia.

Menjadi 'middle power' bukanlah gelar untuk dibanggakan semata, tetapi amanah untuk menjaga perdamaian, menjadi penengah, dan menghadirkan keseimbangan ekonomi di tengah arus deras persaingan global.

Untuk itulah, peran dunia usaha menjadi penopang utama.

"Seperti yang disampaikan Anindya Bakrie, Ketua Umum KADIN, 'dunia usaha Indonesia akan memanfaatkan momentum ini untuk mempercepat pertumbuhan dan menciptakan kemakmuran bagi bangsa'," ungkap Teguh.

Pidato Presiden Prabowo Subianto di kediamannya itu sejatinya adalah aba-aba keberangkatan, bukan hanya ke Magelang, tetapi menuju babak baru perjalanan bangsa.

Babak di mana diplomasi dan perdagangan berjalan seiring; di mana visi negara bertemu dengan keberanian pengusaha; di mana prinsip keterbukaan menjadi mata uang yang sama berharganya dengan modal finansial. Di dunia yang mudah terbelah, Indonesia memilih jalan yang merangkul.

"Di tengah geopolitik yang penuh intrik, kita memegang teguh prinsip. Dan di hadapan masa depan yang belum pasti, kita menatap dengan keyakinan bahwa kekuatan sejati terletak pada kemampuan untuk berdiri di tengah — kokoh, seimbang, dan bersahabat dengan semua," paparnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya