Gen Z Beralih ke Profesi Jadul, Mengapa Pekerjaan Manual Kini Lebih Diminati?

Ilustrasi Gen Z.
Sumber :
  • freepik.com

Jakarta, VIVA – Perkembangan kecerdasan buatan (AI) tengah mengubah lanskap dunia kerja secara drastis. Bagi sebagian orang, kemajuan teknologi ini menjadi ancaman bagi pekerjaan yang selama ini dianggap bergengsi dan stabil, terutama di sektor perkantoran. 

AI Bikin 100 Juta Pekerja Lenyap

Di sisi lain, pekerjaan manual atau yang membutuhkan keahlian khusus justru semakin diminati karena dianggap lebih aman dari otomatisasi. Fenomena ini memicu perubahan cara pandang generasi muda, khususnya Gen Z, terhadap karier dan prospek masa depan mereka.

Kebanyakan orang selama ini menilai pekerjaan kantoran, seperti asisten hukum, paralegal, penulis, dan customer service, sebagai simbol status dan stabilitas. Namun, kemajuan AI membuat peran-peran ini menjadi rentan digantikan teknologi. 

Rekrutmen Semakin Ketat, Ini 6 Kesalahan yang Sering Bikin Kandidat Gagal Diterima Kerja

Sementara itu, pekerjaan yang membutuhkan keahlian tangan, improvisasi, dan interaksi langsung dengan peralatan fisik, misalnya tukang ledeng, teknisi HVAC, atau tenaga medis seperti asisten perawat, tetap sulit digantikan. 

Perubahan ini mendorong banyak pekerja muda untuk mengeksplorasi karier di sektor blue-collar atau skilled trades.

AI Makin Ngeri, Profesi Perawat dan Sopir Truk Bisa 'Lenyap' Sebelum 2035

Melansir dari NBC News, berikut alasan lengkap mengapa pekerjaan blue-collar atau 'profesi jadul' semakin diminati anak muda:

Ilustrasi pekerja asing di Singapura

Photo :
  • The Straits Times

1. Stabilitas di Tengah Ancaman AI

Geoffrey Hinton, ilmuwan komputer pemenang Nobel, menyarankan untuk “latih diri jadi tukang ledeng” karena pekerjaan manual lebih aman dari otomatisasi. AI memang bisa mengancam beberapa pekerjaan, tetapi peran yang memerlukan interaksi fisik dan improvisasi tetap aman.

2. Kurangnya Risiko Pendidikan Tinggi

Banyak Gen Z memilih pekerjaan skilled trades untuk menghindari utang pendidikan tinggi yang membebani, sekaligus mendapat penghasilan stabil tanpa gelar sarjana.

3. Permintaan Tenaga Ahli yang Konsisten

Biro Statistik Tenaga Kerja AS memperkirakan permintaan untuk pekerjaan manual dan teknik akan tumbuh dalam beberapa tahun ke depan, sementara lowongan entry-level bagi lulusan perguruan tinggi stagnan.

4. Peran Manusia Tak Tergantikan 

Tony Spagnoli dari North American Technician Excellence menekankan bahwa AI sulit menggantikan keputusan improvisasi dan pekerjaan fisik seperti memasang peralatan HVAC atau menangani bahan berbahaya.

5. Kesiapan Bekerja Bersama Teknologi

Meski robot dan AI semakin canggih, masih ada banyak pekerjaan yang membutuhkan sentuhan manusia. Mekanik mobil, misalnya, mungkin terbantu teknologi untuk diagnosa, tetapi penggantian komponen tetap memerlukan keterampilan manusia.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya