Rupiah Menguat di Tengah Kekhawatiran Fitch Soal Pelemahan Peringkat Kredit RI

Ilustrasi mata uang Rupiah.
Sumber :
  • Pixabay/IqbalStock

Jakarta, VIVA – Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) diprediksi masih akan bergerak fluktuatif, namun ditutup melemah pada perdagangan hari ini.

Terlibat Aksi Demo Rusuh di Jakarta, Polisi Tetapkan 43 Orang Tersangka

Berdasarkan data Jakarta Interbank Spot Dollar Rate atau Jisdor BI, kurs rupiah terhadap dolar Amerika Serikat berada di level Rp 16.438 per Kamis, 4 September 2025. Posisi rupiah itu tercatat melemah 14 poin dari kurs sebelumnya di level Rp 16.424 pada perdagangan Rabu, 3 September 2025.

Sementara perdagangan di pasar spot pada Senin, 8 September 2025 hingga pukul 09.12 WIB, rupiah ditransaksikan di level Rp 16.378 per dolar AS. Posisi tersebut menguat 54 poin atau 0,33 persen dari posisi sebelumnya di level Rp 16.432 per dollar AS.

OJK Buka Suara Soal Isu Penarikan Dana Besar-besaran di Bank Saat Demo Rusuh

Ilustrasi Uang Rupiah

Photo :
  • pixabay.com/WonderfulBali

Pengamat Pasar Uang, Ibrahim mengatakan, lembaga pemeringkat Fitch Ratings menilai, jika kerusuhan di beberapa titik terus terjadi, maka ada risiko melemahkan peringkat kredit Indonesia karena pertumbuhan ekonomi bisa melemah dan sektor keuangan terbebani.

Rupiah Melemah Usai Optimisme BI Soal Ekonomi RI 2026 Tumbuh 5,4 Persen

"Aksi unjuk rasa yang disertai kekerasan bisa berdampak negatif terhadap profil kredit Indonesia, jika kondisi itu sampai membuat prospek pertumbuhan jangka menengah melemah," ujar Ibrahim.

Fitch juga menyoroti, apabila ketegangan sosial-politik terus meningkat, maka hal itu bisa berpengaruh terhadap pelebaran defisit APBN di atas perkiraan. Penyebabnya, penerimaan negara yang terbatas.

Protes yang disertai kekerasan dapat berdampak negatif terhadap profil kredit negara, jika hal tersebut melemahkan prospek pertumbuhan jangka menengah atau jika pemerintah berupaya mengurangi ketegangan sosial dengan meningkatkan belanja secara signifikan.

Komentar tersebut menggemakan kekhawatiran atas ketegangan situasi di Indonesia, yang terjadi di tengah keluhan masyarakat atas kondisi ekonomi yang muram, prospek lapangan kerja yang sulit, dan biaya hidup yang tinggi.

Analisis Fitch itu senada dengan S&P Global Ratings yang menjelaskan bahwa tekanan ekonomi bisa mempersulit pemerintah untuk menyeimbangkan prioritas belanja, sekaligus menjaga defisit fiskal di bawah batas 3 persen sesuai ketentuan undang-undang. 

Ketegangan sosial akan menimbulkan tantangan politik bagi Presiden Prabowo Subianto, meskipun koalisi yang berkuasa memegang mayoritas di parlemen.

Kerusuhan yang berkelanjutan dapat memperlambat pertumbuhan Indonesia dengan mengurangi kepercayaan konsumen dan investasi asing, di tengah pergeseran rantai pasokan global dan kenaikan tarif impor Amerika Serikat (AS). 

Turunnya investasi asing langsung juga dapat membuat Indonesia bergantung pada aliran portofolio yang lebih fluktuatif, untuk membiayai defisit neraca berjalan yang semakin melebar yang diproyeksikan Fitch mencapai 1,3 persen PDB pada 2025 dan 1,7 persen pada tahun berikutnya. Pada Maret 2025, Fitch menegaskan peringkat kredit Indonesia di BBB dengan prospek stabil.

"Mata uang rupiah fluktuatif namun ditutup melemah di rentang Rp 16.420 - Rp 16.470," ujarnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya