BI Uji Coba QRIS dengan China
- VIVA.co.id/Andrew Tito
Jakarta, VIVA – Penggunaan mata uang lokal (local currency transaction/LCT) dalam perdagangan dan investasi bilateral antara Indonesia dan China mencapai ekivalen US$6,23 miliar pada periode Januari hingga Juli 2025.
Selain LCT, kedua negara terus memperkuat komitmen konektivitas keuangan melalui metode pembayaran digital kebanggan Indonesia, QRIS.
Angka tersebut meningkat dari ekivalen US$2,17 miliar pada periode yang sama tahun sebelumnya. Capaian kerja sama LCT Indonesia dan China menjadi tonggak penting dalam memperingati 75 tahun hubungan diplomatik kedua negara.
Dalam pertemuan dengan Gubernur People's Bank of China (PBoC) Pan Gongsheng di Beijing pada 11 September kemarin, Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menyampaikan keyakinan bahwa partisipasi pelaku usaha dan memperdalam kerja sama ekonomi kedua negara akan terus meluas.
Langkah ini mencerminkan komitmen bersama memperkuat kolaborasi bilateral dan membangun ekosistem keuangan yang lebih terhubung, aman, dan inklusif.
"Ke depan, Bank Indonesia akan terus bekerja sama dengan PBoC dan pemangku kepentingan untuk mendorong inovasi serta memperluas integrasi keuangan," ujar Perry, seperti dikutip dari keterangan resminya, Jumat, 12 September 2025.
Ilustrasi uang rupiah
- ANTARA FOTO/Wahyu Putro A
Mengutip website BI, skema LCT dinilai dapat memberi manfaat nyata bagi pelaku usaha dan masyarakat.
Transaksi yang lebih efisien, biaya konversi lebih rendah, serta dukungan pada stabilitas keuangan. Komitmen penguatan LCT dengan China juga sejalan dengan capaian LCT Indonesia dengan negara mitra lainnya.
Pada periode Januari–Juli 2025, realisasi transaksi LCT Indonesia dengan Malaysia ekivalen US$2,03 miliar, Thailand ekivalen US$644 juta, Jepang ekivalen US$5,08 miliar, Korea Selatan ekivalen US$85 juta, dan Uni Emirat Arab (UEA) ekivalen US$72 juta.
Pada kesempatan yang sama, BI dan PBoC juga melakukan uji coba terbatas (sandbox) konektivitas pembayaran QRIS antarnegara Indonesia–China.
Inisiatif ini merupakan tindak lanjut komitmen kedua bank sentral untuk memperkuat konektivitas pembayaran lintas batas.
Uji coba menandai kemajuan teknologi sekaligus mendorong inklusi, keterjangkauan, dan akses yang lebih luas terhadap layanan keuangan.
Kegiatan ini melibatkan Asosiasi Sistem Pembayaran Indonesia (ASPI) bersama mitra industri pembayaran dari China, yaitu UnionPay International.
Pelaksanaan inisiatif LCT dan QRIS antarnegara Indonesia–China mencerminkan sinergi erat kedua bank sentral, asosiasi sistem pembayaran, serta lembaga keuangan kedua negara.
Inisiatif ini tidak memperkuat hubungan ekonomi bilateral serta mendukung terbentuknya ekosistem keuangan digital yang tangguh, inklusif, dan berdaya saing di kawasan.
Gubernur Pan menambahkan jika kedua negara memiliki tanggung jawab bersama dalam menghadapi dinamika global saat ini.
“Jadi, hubungan dagang dan investasi yang telah dibangun dari fondasi kerjasama keuangan yang solid sehingga penguatan kerja sama ini menjadi sangat penting,” jelasnya.