Raksasa Farmasi Umumkan PHK Besar-Besaran, 9.000 Karyawan Jadi Korban
- Istimewa
Jakarta, VIVA – Gelombang PHK kembali menghantam industri farmasi global. Novo Nordisk, raksasa farmasi asal Denmark yang dikenal sebagai produsen obat penurun berat badan populer seperti Ozempic dan Wegovy, baru saja mengumumkan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap 9.000 karyawan dari total tenaga kerja global sebanyak 78.400 orang.
Langkah drastis ini diumumkan hanya sebulan lebih setelah Maziar Mike Doustdar resmi menjabat sebagai CEO baru. Melalui restrukturisasi tersebut, Novo Nordisk menargetkan bisa menghemat sekitar 8 miliar kroner Denmark atau setara US$1,3 miliar per tahun pada akhir 2026.
Perusahaan menyebut bahwa 5.000 karyawan di Denmark akan terdampak langsung. Proses restrukturisasi disebut akan “dimulai segera,” dan komunikasi resmi kepada para pegawai yang terkena dampak akan dilakukan dalam beberapa bulan mendatang, sambil menunggu negosiasi ketenagakerjaan di masing-masing wilayah.
“Kadang keputusan tersulit adalah yang paling tepat untuk masa depan yang sedang kita bangun,” kata Doustdar dalam unggahannya di LinkedIn, seperti dikutip dari Fierce Pharma, Jumat, 12 September 2025. “Saya yakin ini adalah langkah yang benar demi kesuksesan jangka panjang perusahaan.”
Manajemen Novo Nordisk menegaskan bahwa keputusan ini diambil untuk menyederhanakan organisasi yang dianggap terlalu kompleks akibat ekspansi pesat dalam beberapa tahun terakhir. “Selama beberapa tahun terakhir, percepatan skala bisnis kami telah meningkatkan kompleksitas organisasi dan biaya,” kata perusahaan dalam pernyataannya.
Transformasi ini, lanjut mereka, dimaksudkan agar Novo Nordisk dapat berinvestasi lebih banyak dalam sains, kapabilitas komersial, serta peningkatan kapasitas produksi, dengan tujuan menjangkau jutaan pasien yang belum mendapat pengobatan.
Doustdar menambahkan bahwa fokus utama perusahaan kini adalah pada bisnis inti, yakni diabetes dan obesitas, sembari tetap mempertahankan ambisi di bidang penyakit langka.
“Kami memiliki rencana ambisius dalam penyakit langka, dengan beberapa peluncuran produk menarik dalam beberapa tahun mendatang,” jelas seorang juru bicara Novo Nordisk.
Keputusan pemangkasan ribuan karyawan ini diperkirakan menimbulkan biaya restrukturisasi satu kali sebesar 8 miliar kroner (sekitar US$1,3 miliar). Konsekuensinya, proyeksi pertumbuhan laba operasi penuh tahun 2025 akan terkoreksi turun menjadi 4–10%, dari perkiraan sebelumnya 10–16%.
PHK besar-besaran ini datang setelah sinyal peringatan dari CEO sebelumnya, Lars Fruergaard Jørgensen, yang sempat menyebut pada Agustus lalu bahwa langkah efisiensi tak terhindarkan. Beberapa pekan kemudian, Novo Nordisk juga sempat mengumumkan pembekuan rekrutmen di area non-bisnis penting.
Persaingan Ketat di Industri Farmasi
Novo Nordisk menjadi sorotan sejak meluncurkan obat penurun berat badan Wegovy pada 2021, yang dianggap membuka pasar baru dalam industri farmasi modern. Namun, tingginya permintaan pasien, keterbatasan produksi, hingga maraknya obat tiruan membuat perusahaan menghadapi tekanan.
Kini, mereka harus bersaing ketat dengan Eli Lilly yang meluncurkan obat serupa bernama Zepbound, bahkan sempat melampaui Wegovy dari sisi jumlah resep mingguan di Amerika Serikat tahun ini.
Mengakhiri pernyataannya soal restrukturisasi, Doustdar menegaskan bahwa langkah ini adalah bagian dari tiga prioritas utama yang ia tetapkan sejak awal menjabat. “Dengan rencana ini, kami akan memastikan kepemimpinan Novo Nordisk dalam diabetes dan obesitas, sekaligus melanjutkan misi kami untuk melawan penyakit kronis,” tegasnya.