Bursa Asia-Pasifik Bervariasi, Data Ekonomi Tiongkok hingga Suku Bunga Jadi Sorotan
- VIVA/Syahrino Putama
Jakarta, VIVA - Bursa Asia-Pasifik beragam pada pembukaan perdagangan Senin, 15 September 2025. Fluktuasi dipengaruhi sikap investor mengawasi pertemuan antara Amerika Serikat (AS) dan China yang berlangsung di Spanyol serta menunggu serangkaian data dari Beijing.
Berlangsung di Madrid pada Minggu, 14 September 2025, pejabat AS dan Tiongkok membahas isu-isu keamanan nasional, ekonomi, dan perdagangan. Termasuk tenggat waktu mendatang untuk mencabut aplikasi video pendek Tiongkok TikTok dan tarif impor.
Menteri Keuangan AS Scott Bessent memimpin pertemuan bilateral didampingi Perwakilan Dagang AS Jamieson Greer bertemu dengan rekan. Sementara dari Tiongkok hadir Wakil Perdana Menteri He Lifeng dan negosiator perdagangan Tiongkok Li Chenggang.
Pemerintah Tiongkok juga dijadwalkan akan merilis data penjualan ritel, investasi aset tetap, dan tingkat pengangguran perkotaan dalam beberapa hari ke depan.
Ilustrasi Suku Bunga
- freepik.com/freepik
Dari global, para investor bersiap untuk pertemuan Federal Reserve (The Fed) yang akan dilaksankan pada pekan ini. Pasar berharap bahwa bank sentral akan memangkas suku bunga di hari terakhir rapat pada Rabu, 17 September 2025.
Dikutip dari CNBC Internasional, indeks Kospi Korea Selatan melesat 0,67 persen ke rekor tertinggi 3.420,23 sekaligus menandai kenaikan sepub sesi berturut-turut. Indeks Kosdaq yang terdiri dari saham-saham berkapitalisasi kecil menguat 0,4 persen.
Indeks ASX/S&P 200 Australia merosot 0,75 persen pada pembukaan perdagangan. Indeks Hang Seng Hong Kong juga melemah ke level 26.380 dari sebelumnya di posisi 26.388,16.
Perdagangan di bursa Jepang dan Malaysia tutup karena hari libur.
Di Wall Street, Nasdaq Composite ditutup pada rekor tertinggi baru pada penutupan perdagangab Jumat, 12 September 2025. Indeks sarat saham teknologi ini lonjakan pesat dua kali berturut-turut dengan kenaikan 2 persen dalam sepekan.
Indeks S&P 500 melonjak 1,6 persen selama sepekan yang menjadi kinerja mingguan terbaiknya sejak awal Agustus 2025. Indeks Dow Jones mencatat minggu positif pertamanya dalam tiga minggu setelah mengalami kenaikan sebesar 1 persen.
Keuntungan kuat terjadi setelah data ekonomi terbaru menunjukkan melemahnya pasar tenaga kerja dan inflasi yang terkendali memicu harapan penurunan suku bunga Fed.