Kinerja Bank Mandiri Kuartal II-2025 Tetap Solid, Laba Bersih Tembus Rp24,5 Triliun
- Bank Mandiri
Jakarta, VIVA – Di tengah dinamika global yang bergerak cepat, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) konsisten menjaga kinerja positif pada kuartal II-2025. Perseroan mencatatkan pertumbuhan yang baik di seluruh indikator utama, didukung kondisi makroekonomi dalam negeri yang tetap stabil.
Direktur Corporate Banking Bank Mandiri, M. Rizaldi, menyoroti sejumlah katalis positif yang mendorong kuangan perseroan solid. Mulai dari kebijakan moneter yang pro-growth, inflasi yang terjaga di kisaran 2 persen, penurunan suku bunga oleh Bank Indonesia (BI rate), serta stabilnya nilai tukar rupiah menjadi katalis positif bagi dunia usaha, termasuk sektor perbankan.
"Terlepas dari dinamika global yang cenderung mengalami perubahan dengan sangat cepat, berbagai indikator makroekonomi dari dalam negeri telah memberikan sinyal optimisme yang kuat," tutur Rizaldi dalam paparan kinerja keuangan kuartal II-2025 pada Jumat, 19 September 2025.
Direktur Finance dan Strategi Bank Mandiri, Novita Widya Anggraini, menjabarkan pendapatan menunjukkan tren positif yanh secara keseluruhan, total pendapatan mencapai Rp73,4 triliun atau naik 5,43 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2024.
Pendapatan bunga bersih tercatat Rp52,4 triliun atau tumbuh 6,73 persen dan pendapatan nonbunga meningkat 7,82 persen menjadi Rp20,9 triliun.
Novita menuturkan, kinerja tersebut menghasilkan laba operasional sebelum pencadangan (PPOP) sebesar Rp40,7 triliun dan laba bersih Rp24,5 triliun. Total aset perseroan mencapai Rp2.515 triliun pada paruh pertama 2025.
“Kami secara konsisten menjaga kualitas bisnis melalui penerapan praktik perbankan yang mengedepankan prinsip kehati-hatian,” ujar Novita.
Lebih lanjut, Novita menyampaikan tingkat kredit berisiko (loan at risk) menunjukkan tren positif. Penguatan permodalan yang bersumber dari laba optimal juga mendorong profitabilitas tercermin pada return on investment (ROI) yang mencapai 21,1 persen.
Secara konsolidasi, total kredit Bank Mandiri meningkat 11 persen dibanding tahun 2024 menjadi Rp1.701 triliun. Kenaikan diiringi peningkatan dana pihak ketiga (DPK) yang mencapai Rp1.828 triliun atau naik 10,7 persen dibandingkan tahun tahun sebelumnya.
Dari sisi penyaluran kredit, segmen wholesale tumbuh 12,3 persen secara yoy menjadi Rp925 triliun. Kedit retail naik 8,05 persen secara tahunan menjadi Rp402 triliun.
Rasio kredit bermasalah (NTL Bank Only) terjaga di level 1,08 persen sedangkan Loan to Deposit Ratio (LDR) berada pada 90,2 persen. Novita mengungkapkan, rasio kas yang semakin baik turut mendukung peningkatan margin bunga bersih (net interest margin).
"Hal ini memberikan ruang yang lebih optimal bagi ekspansi Bank Mandiri ke depannya," pungkas Novita.