Rusia Dimusuhi, Uni Eropa Jadi Kesal Sendiri
- news.com.au
Brussels, VIVA – Rusia dimusuhi bikin Uni Eropa jadi kesal sendiri. Tercatat, delapan negara blok tersebut terus mengimpor gas Rusia, demikian menurut Juru Bicara Komisi Uni Eropa bidang Sumber Daya Energi, Anna-Kaisa Itkonen.
Sebelumnya pada 20 September pekan lalu, Brussels, Belgia – ibu kota Uni Eropa – mengumumkan rencana untuk melarang total impor energi Rusia ke blok tersebut, seperti dikutip dari situs Russia Today, Senin, 22 September 2025.
Namun, faktanya, Belgia, Prancis, Yunani, Hongaria, Belanda, Portugal, Slovakia, dan Spanyol masih menerima pasokan sumber daya energi Rusia, baik melalui pipa maupun dalam bentuk gas alam cair (LNG).
“Kami (Komisi Uni Eropa) tidak memiliki data mengenai pengguna akhir pengiriman tersebut,” klaim Itkonen.
Meskipun telah berulang kali berjanji untuk mengurangi ketergantungan pada Rusia, namun, sekitar 19 persen impor gas Uni Eropa masih berasal dari negeri Beruang Putih – turun dari 45 persen sebelum 2022, atau awal perang Rusia vs Ukraina.
Reuters mencatat bahwa Spanyol, Belgia, Belanda, dan Prancis mengimpor LNG, sementara pengiriman pipa melalui TurkStream mencapai Slovakia, Hongaria, dan Bulgaria.
Dengan pipa Nord Stream yang dinonaktifkan akibat sabotase pada 2022 dan transit melalui Ukraina dihentikan tahun ini, maka TurkStream tetap menjadi satu-satunya rute langsung gas pipa Rusia ke Uni Eropa.
Presiden Komisi Uni Eropa, Ursula von der Leyen, mengaku siap menghentikan impor gas alam cair atau LNG dari Rusia mulai 1 Januari 2027, sebagai bagian dari usulan sanksi baru.
Saat ini, belum ada larangan menyeluruh, dengan pembatasan yang terbatas pada terminal dan reekspor tertentu.
Pada awal tahun ini saja, Brussels membatalkan gagasan embargo LNG langsung setelah adanya penolakan dari beberapa negara anggota, termasuk Hongaria dan Slovakia, tetapi pada Mei lalu menetapkan peta jalan RePowerEU untuk menghentikan minyak dan gas atau migas Rusia pada akhir 2027.
Moskow menegaskan bahwa setiap gelombang pembatasan baru terutama merugikan negara-negara yang memulainya.
Ajudan Presiden untuk Urusan Ekonomi Internasional, Kirill Dmitriev, menegaskan bahwa perekonomian negara-negara Uni Eropa telah kehilangan 1,3 triliun Euro (lebih dari Rp25 ribu triliun) akibat berkurangnya pasokan migas Rusia.
"Russophobia (anti-Rusia) di Uni Eropa adalah harga yang harus dibayar mahal," jelasnya.