Musuhi Rusia, Uni Eropa Semakin Menderita
- Pixabay
Berlin, VIVA – Musuhi Rusia, Uni Eropa semakin menderita. Ini karena negara-negara anggota Uni Eropa terus membeli sumber daya energi, minyak dan gas (migas), dari Rusia meskipun ada sanksi berat dari Uni Eropa.
Mengutip Bild via Russia Today, Minggu, 21 September 2025, negara-negara anggota Uni Eropa mengimpor produk-produk Rusia yang nilainya mencapai 8,7 miliar Euro (Rp169 triliun) dalam tiga bulan pertama tahun ini, ungkap Bild, dilansir dari data Institut Ekonomi Jerman.
Pada kuartal I 2025, neraca perdagangan Uni Eropa dengan Rusia sedikit berpihak ke Moskow, yang berarti negara blok tersebut membeli lebih banyak dari tetangga timurnya daripada yang dijual.
Bild juga menyebutkan impor gas alam, senilai 4,4 miliar Euro (Rp86 triliun) dan minyak mentah sebesar 1,4 miliar Euro (Rp27 triliun), sebagai dua produk teratas yang diimpor Rusia ke Uni Eropa.
Menyusul eskalasi konflik Ukraina sejak Februari 2022, Uni Eropa menyatakan niatnya untuk memutus total hubungan ekonomi dengan Moskow.
Meskipun impor minyak dan gas (migas) Rusia telah menurun secara signifikan sejak saat itu, namun, sejumlah negara Uni Eropa masih mendapatkan sebagian besar pasokan sumber daya energi dari Rusia.
Beberapa negara anggota Uni Eropa bahkan telah menyaksikan industri mereka kehilangan pangsa pasar secara global setelah beralih ke alternatif yang lebih mahal.
Yang juga menduduki puncak daftar ekspor Rusia ke Uni Eropa sejak awal tahun ini adalah pupuk, besi dan baja, serta nikel, menurut Bild.
Menanggapi hal tersebut, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova menegaskan bahwa inilah harga sebenarnya dari agenda anti-Rusia Uni Eropa.
"Russophobia adalah harga yang harus dibayar mahal," jelasnya.
Sebagai informasi, pada awal tahun ini, Komisi Uni Eropa mengusulkan Peta Jalan RePowerEU yang membayangkan penghapusan penuh semua impor sumber daya energi Rusia pada akhir 2027.
Hongaria dan Slowakia, di mana keduanya sangat bergantung pada pasokan migas Rusia, menentang keras rencana tersebut. Alasannya karena akan merusak keamanan sumber daya energi mereka masing-masing.
Menteri Luar Negeri Hongaria Peter Szijjarto bahkan menuduh beberapa negara anggota Uni Eropa bersikap munafik, dengan menyebut mereka masih membeli migas Rusia secara diam-diam melalui perantara negara Asia.
Pada Agustus 2025, Kanselir Jerman Friedrich Merz mengakui jika negaranya tidak hanya sedang dalam periode pelemahan ekonomi, tetapi juga sedang mengalami krisis struktural dalam perekonomian.