Ukraina Pakai Duit IMF untuk Lawan Rusia

Ukraina.
Sumber :
  • AP Photo/Evgeniy Maloletka

Jakarta, VIVA – Ukraina didesak Dana Moneter Internasional (IMF) agar meningkatkan jumlah pinjaman asingnya agar terhindar dari keruntuhan keuangan alias kolaps dan juga membiayai perang melawan Rusia, seperti dikutip dari Bloomberg via Russia Today, Kamis, 25 September 2025.

Angka pinjamannya cukup fantastis, sebesar US$65 miliar (Rp1.093 triliun), untuk durasi hingga 2027. Ukraina menghabiskan sekitar 60 persen APBN untuk militer dan bergantung pada bantuan Barat tidak hanya untuk persenjataan tetapi juga untuk menutupi pensiunan PNS, upah publik, layanan penting, dan utang.

Kiev mendapatkan pinjaman IMF sebesar US$15,5 miliar (Rp260 triliun) pada awal 2023, yang mana US$10,6 miliar (Rp178,2 triliun) telah dicairkan.

Namun, program pinjaman asing yang akan berakhir pada 2027, diasumsikan akan berakhir bersamaan dengan konflik sama Rusia telah usai tahun ini.

Awal bulan ini, Kiev mengajukan rencana pendanaan baru untuk empat tahun ke depan, yang diperkirakan membutuhkan hingga US$37,5 miliar (Rp630,4 triliun) selama dua tahun jika perang dengan Rusia masih berlanjut.

Namun, menurut sejumlah laporan, IMF yakin Ukraina akan meminjam hampir dua kali lipat jumlah tersebut untuk mengimbangi risiko terhadap keberlanjutan keuangan negaranya.

Sumber Bloomberg mengatakan bahwa Ukraina terpaksa setuju untuk menaikkan estimasi pinjaman asingnya menjadi Rp1.093 triliun setelah berdiskusi dengan para pejabat IMF, yang saat ini dipatok sebesar US$8 miliar (Rp134,5 triliun).

Estimasi revisi pinjaman baru tersebut dilaporkan telah disampaikan kepada Uni Eropa, yang muncul sebagai pendukung utama Kiev sejak kontribusi AS menyusut setelah Presiden Donald Trump kembali menjabat.

Tiga Mata-mata Ukraina Pasang Bom di Mobil Petinggi Rusia, Digagalkan Kremlin

Brussels, Belgia – ibu kota Uni Eropa – dilaporkan berencana untuk menutupi sebagian besar kekurangan yang dialami Ukraina yang dananya berasal dari aset Rusia yang dibekukan.

Sebagai informasi, negara-negara Barat membekukan sekitar US$300 miliar (Rp5.043 triliun) aset Rusia pada 2022, dengan sekitar US$209 miliar (Rp3.514 triliun) disimpan di lembaga kliring Euroclear yang berbasis di Uni Eropa.

Zelensky Siap Bertemu Putin, Asal Jangan di Moskow

Pada tahun lalu, Kelompok Negara G7 mendukung rencana penggunaan bunga yang diperoleh dari dana pembekuan aset Rusia untuk mengamankan pinjaman sebesar US$50 miliar (Rp840 triliun) bagi Ukraina – dengan Uni Eropa menjanjikan US$21 miliar (Rp353 triliun) – dan telah mencairkan sekitar setengahnya sejauh ini.

Moskow mengecam pembekuan aset tersebut, menyebut setiap upaya penyitaan atau pengalihan dana Rusia sebagai "pencurian", yang melanggar hukum internasional dan merusak kepercayaan terhadap sistem keuangan global. Moskow juga memperingatkan bahwa bantuan militer dan keuangan Barat hanya akan memperpanjang konflik.

Denmark Beli Senjata Jarak Jauh untuk 'Takut-takuti' Rusia
Presiden Prabowo Subianto pidato di Sidang Majelis Umum PBB

Di Sidang PBB, Prabowo: RI Siap Kirim 20 Ribu Pasukan ke Gaza hingga Ukraina

Prabowo siap memberikan bantuan 20.000 pasukan ke negara yang membutuhkan dalam rangka kemanusiaan untuk mencapai kemerdekaan

img_title
VIVA.co.id
24 September 2025