PSSI Sebut Witan dan Marselino Cuma Bercanda, Lalu Dapat Mi Instan dari Mana?

VIVA – PSSI buka suara terkait polemik pemain Timnas Indonesia kedapatan makan mi instan saat menjalani pemusatan latihan di Turki. 

Masalah muncul saat gelandang Timnas Indonesia Marselino Ferdinan mengunggah foto Witan Sulaeman di Instagram. Saat itu Witan tampak sedang memasak mi instan asal Indonesia di salah satu kamar tim.

Sontak unggahan itu menjadi viral di media sosial. Banyak warganet yang membahas foto tersebut lantaran Witan adalah bagian dari Timnas Indonesia namun dianggap tidak menjaga pola makan.

Asisten pelatih Timnas Indonesia, Nova Arianto sebelumnya mengungkapkan kedua pemain sudah mengakui dan mendapatkan teguran dari pelatih Shin Tae-yong.

Hal senada juga disampaikan Wakil Ketua Umum PSSI, Zainudin Amali. "Sudah diberi teguran oleh pelatih Shin Tae Yong kepada para pemain tersebut," ucap Amali dikutip dari Antara.

Amali menyebut, para pemain telah menjelaskan maksud mengunggah kegiatan masak dan meracik mi instan. Dan, apa yang dilakukan Witan serta Marselino hanya untuk candaan.

"Mereka mengaku hanya bercanda, karena makanan yang tersedia sudah lebih dari cukup disiapkan oleh pihak hotel tempat menginap Timnas," ucapnya.

"Sama sekali tidak ada masalah [soal adaptasi makanan], menu makanan sesuai standar gizi atlet semua tersedia dalam jumlah yang banyak. Saya juga kan ikut makan dengan mereka," tuturnya.

Mencermati pernyataan Amali, muncul satu pertanyaan dari mana kedua pemain ini mendapatkan mi instan asal Indonesia tersebut?

Mungkinkah kedua pemain ini sudah mempersiapkannya saat keberangkatan ke Turki, atau Witan dan Marselino sengaja membeli mi tersebut di Turki.

VIVA sudah mencoba mengkonfimasi hal ini kepada Zainudin Amali. Namun, belum ada jawaban hingga berita ini ditayangkan.

Mengerikan, Sejarah Pertemuan Timnas Indonesia Vs China Jelang Laga Penentu di GBK

Timnas Indonesia akan menghadapi ujian berat saat menjamu China dalam lanjutan Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia.

VIVA.co.id

28 Mei 2025