VAR Ubah Wajah Liga 1, Kontroversi Wasit Menurun Drastis
- VIVA.co.id/Muhammad Faidurrahman (Kalsel)
VIVA – Musim kompetisi Liga 1 2024/2025 mencatat sejarah baru dalam perjalanan sepakbola nasional. Untuk pertama kalinya, teknologi Video Assistant Referee (VAR) diterapkan penuh selama satu musim.
Hasilnya? Atmosfer pertandingan jauh lebih profesional, bersih dari drama berlebihan, dan keputusan wasit makin terukur.
Dorongan kuat datang langsung dari Ketua Umum PSSI, Erick Thohir, yang sejak awal menekankan pentingnya penggunaan VAR demi meningkatkan kualitas kompetisi domestik. PT Liga Indonesia Baru (LIB) selaku operator pun menjawab tantangan itu dengan realisasi konkret di lapangan.
Dulu, keluhan soal keputusan wasit seperti gol kontroversial, penalti absurd, atau kartu merah yang dipertanyakan jadi tontonan rutin. Kini, polemik seperti itu mulai mereda.
Data dari PT LIB mencatat, VAR terlibat aktif dalam 306 pertandingan, dengan total 1.279 kali proses pengecekan. Prosedur ini meliputi evaluasi gol, pelanggaran sebelum gol terjadi, hingga keputusan kartu dan penalti. Dampaknya langsung terasa: tim bermain lebih fair, dan fans pun mulai percaya lagi dengan integritas hasil pertandingan.
Selama paruh musim pertama, VAR menangani 647 insiden, dengan rata-rata 4,2 kali pengecekan per laga. Sebanyak 77 keputusan diubah setelah intervensi VAR, dan 66 keputusan lainnya diambil usai wasit melakukan On Field Review (OFR). Dari situ, tercatat: 25 gol dianulir, 20 kartu merah dikeluarkan, 22 penalti diberikan
Pada paruh musim kedua, jumlah insiden nyaris sama: 632 kasus, dengan rata-rata masih di angka 4,2 per laga. Kali ini, 87 keputusan diubah berkat bantuan VAR, dengan 78 keputusan melalui OFR. Rinciannya: 29 gol dibatalkan, 15 kartu merah dikeluarkan, 21 penalti diberikan
Klub Puas, Tapi Tetap Ada PR
Respons dari klub-klub peserta pun cukup positif. Direktur Utama PSM Makassar, Sadikin Aksa, menilai kehadiran VAR jadi langkah maju bagi sepakbola nasional.
“Di musim pertama VAR ini, saya melihat dampaknya sudah sangat positif. Meskipun belum sempurna, tapi sudah ke arah yang lebih baik. Ke depan, kualitas wasit lokal juga harus terus ditingkatkan,” ujarnya kepada VIVA, Senin 26 Mei 2025.
Senada, CEO Persita Tangerang, Ahmed Rully Zulfikar, bahkan menyebut musim ini sebagai yang terbaik sejak PT LIB mengelola Liga 1 pada 2017.
“VAR adalah salah satu perubahan paling signifikan. Memang butuh investasi besar, tapi hasilnya terasa. Ini membuktikan bahwa teknologi sangat penting untuk kemajuan sepakbola Indonesia,” tegasnya.
Dengan hasil ini, tak berlebihan jika musim 2024/2025 disebut sebagai titik balik menuju profesionalisme yang sesungguhnya dalam sepakbola Tanah Air. Tinggal bagaimana konsistensi dan peningkatan kualitas SDM wasit bisa terus diupayakan. VAR sudah hadir, kini saatnya menjaga kepercayaan yang mulai tumbuh.