Tak Perlu Merokok, Udara Kota Sudah Bisa Membuat Jantung Kamu Rusak
- Pixabay
Jakarta, VIVA – Tersembunyi di dalam dada hampir 700 penduduk Toronto, Kanada, para dokter telah menemukan jejak samar polusi udara.
Dengan menggunakan salah satu alat kedokteran yang paling sensitif – pencitraan resonansi magnetik jantung – para peneliti telah menunjukkan bahwa paparan jangka panjang terhadap partikel halus, atau PM2,5, dikaitkan dengan jaringan parut halus pada otot jantung, yang dikenal sebagai fibrosis miokard difus.
Penemuan ini membantu menjelaskan mengapa orang yang hidup dengan udara tercemar menghadapi risiko lebih besar terkena gagal jantung, serangan jantung, dan masalah kardiovaskular lainnya.
Polutan kecil, kerusakan besar
PM2,5 merujuk pada partikel dengan diameter kurang dari 2,5 mikrometer, cukup kecil untuk melewati pertahanan penyaringan alami paru-paru dan langsung masuk ke aliran darah.
Asap kendaraan bermotor, pembangkit listrik berbahan bakar batu bara, cerobong asap industri, dan bahkan asap kebakaran hutan semuanya berkontribusi terhadap polusi PM2.5.
Meskipun penelitian sebelumnya telah berulang kali menunjukkan korelasi antara tingginya tingkat PM2.5 dengan penyakit kardiovaskular, rangkaian peristiwa biologis yang menghubungkan keduanya masih belum jelas.
Kate Hanneman, seorang ahli radiologi kardiotoraks di Universitas Toronto dan University Health Network, adalah penulis senior penelitian tersebut, seperti dikutip dari situs Earth.
“Jika Anda terpapar polusi udara , Anda berisiko lebih tinggi terkena penyakit jantung, termasuk serangan jantung,” katanya. “Kami ingin memahami apa yang mendorong peningkatan risiko ini pada tingkat jaringan.”
Pemindaian jantung mengungkap dampak polusi
Tim Hanneman merekrut 201 relawan sehat dan 493 pasien yang didiagnosis dengan kardiomiopati dilatasi, suatu kondisi yang melemahkan kemampuan memompa jantung.
Setiap peserta menjalani pemindaian MRI canggih yang mengukur seberapa kuat otot jantung menahan zat kontras. Dari sinyal tersebut, dokter dapat menghitung tingkat jaringan parut mikroskopis yang tidak akan terdeteksi oleh tes standar.
Para peneliti kemudian menggunakan data satelit, monitor kualitas udara pemerintah, dan riwayat tempat tinggal untuk memperkirakan paparan PM2.5 selama satu dekade untuk setiap peserta.
Bahkan dalam tingkat polusi yang relatif rendah yang ditemukan di kota-kota Kanada, pola yang jelas muncul. Paparan jangka panjang yang lebih tinggi terhadap PM2.5 dikaitkan dengan tingkat fibrosis miokard yang lebih tinggi.