Terinsipirasi Koloni Semut, Lahir 'Swarm Intelligence'

Hewan semut.
Sumber :
  • Pixabay/ StockSnap

Jakarta, VIVASemut merupakan salah satu serangga sosial yang memiliki hierarki dalam koloninya. Koloni semut menyimpan dan memberikan inspirasi serta pelajaran yang luar biasa bagi kehidupan manusia.

Terpopuler: Jadwal imsakiyah hingga Cara Mengusir Sarang Semut di Rumah dalam Waktu Singkat

Semangat kerja sama dan kolaborasi dari semut dapat dijadikan pemicu bagi manusia untuk dapat saling membantu, bekerja sama, dan berkolaborasi.

Terinspirasi dari kecerdasan koloni semut, Elizabeth Gina memperkenalkan konsep 'swarm intelligence' — kekuatan dari sistem yang terdesentralisasi dan terorganisasi secara alami untuk membantu bisnis bertumbuh tanpa hancur dari dalam.

Begini Cara Mengusir Sarang Semut di Rumah dalam Waktu Singkat, Dijamin Ampuh

“Semut secara individu mungkin lemah, tetapi secara kolektif sangat cerdas. Begitu pula dengan tim dimana masalah sering kali bukan dari luar, melainkan dari dalam — seperti penyakit autoimun di mana sistem menyerang dirinya sendiri,” tuturnya.

Swarm intelligence adalah perilaku kolektif dari sistem terdesentralisasi yang mencapai tujuannya melalui interaksi antar individu.

5 Cara Efektif Menghindari Semut Mengerumuni Gula, Dijamin Langsung Hilang Sekejap

“Pembagian kerja, kepercayaan, dan koordinasi membangun ketahanan. Organisasi gagal ketika sistem internalnya saling menyerang,” jelas Gina.

Untuk itulah, Gina menawarkan perspektif yang membumi dan menenangkan lewat bukunya yang berjudul 'The Scale-Up Guidebook: Scaling with Clarity'.

Ia membandingkan organisasi dengan tubuh manusia yang bisa rusak dari dalam jika sistemnya menyerang diri sendiri. Salah satu pendekatan kuncinya adalah 'inversion thinking method' — berpikir dari sudut sebaliknya.

"Alih-alih bertanya bagaimana cara tumbuh, tanyakan dulu bagaimana cara menghancurkan bisnis ini?” Dari sana, kita bisa merancang sistem pertahanan yang lebih kuat," ungkapnya.

Menurut Gina, scaling bukan hanya tentang sistem, operasional, atau keuangan. Itu semua soal hygiene alias bare minimum.

Tantangan sesungguhnya, lanjut dia, ada pada bagaimana kita ‘bertahan melawan serangan penyakit’ dengan mengembangkan pola pikir, mekanisme mitigasi risiko, dan tim agar tidak menyerang balik seperti autoimun.

“Menjalankan bisnis itu seperti mengelola tubuh dan pikiran kita sendiri. Ketika kita mengabaikan hal-hal mendasar seperti kesehatan finansial, dinamika tim, dan keselarasan pribadi maka kita kehilangan keseimbangan. Buku ini membantu mengembalikannya,” papar dia.

'The Scale-Up Guidebook: Scaling with Clarity' sudah tersedia di toko buku Periplus, Kinokuniya, Tokopedia, serta platform global seperti Amazon dan Google Books.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya