Indonesia Akan Bangun Stasiun Pemantau Nuklir

Lokasi guncangan 6,3 SR yang diduga bom hidrogen Korea Utara.
Sumber :
  • USGS

VIVA.co.id – Uji coba bom nuklir yang diklaim Korea Utara sebagai bom hidrogen yang kekuatannya melebihi bom atom di Hirosima dan Nagasaki Jepang pada Perang Dunia II, ternyata berdampak ke Indonesia.

Jepang Masih Berlakukan Imbauan Tsunami Pasca Gempa Rusia

Deputi Perizinan dan Inspeksi Badan Pengawas Tenaga Nuklir Khoirul Huda mengatakan, dari alat deteksi gempa yang dimiliki oleh Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika, membenarkan bahwa uji coba tersebut getarannya sampai di Indonesia.

"Kita dapat laporan bahwa getaran bukan dari gempa bumi. Tapi titik pusatnya dari wilayah Korea Utara," kata dia, di sela-sela acara wisuda Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir Batan, Yogyakarta, Rabu 27 September 2017.

Gelombang Mengecil, BMKG Cabut Peringatan Dini Tsunami di 10 Wilayah RI

Namun sayang, Khoirul enggan menyebut berapa kekuatan daya getarnya. Kendati demikian, radiasi nuklirnya tidak bisa diketahui sehingga dalam waktu dekat ini Bapeten akan membangun stasiun pemantau radioatif.

"Supaya bisa memantau langsung radiasi nuklir yang terpapar di udara jika ada uji coba senjata pemusnah massal. Kami memandang penting keberadaan stasiun ini," paparnya.

BMKG: Gelombang Tsunami 19 Cm Terpantau di Pelabuhan Sarmi Papua

Seperti diketahui, tidak semua negara bisa mengembangkan bom hidrogen seperti yang diklaim oleh Korea Utara.

Hal itu dikarenakan bom hidrogen merupakan versi yang lebih maju dari bom atom dan tingkat kesulitannya sangat tinggi.

Ilustrasi Bulan.

NASA Berencana Bangun Reaktor Nuklir di Bulan

Penjabat kepala badan antariksa Amerika Serikat NASA dilaporkan akan memberikan arahan minggu ini mengenai pembangunan reaktor nuklir di Bulan pada 2030.

img_title
VIVA.co.id
6 Agustus 2025