Google Punya Kejutan untuk Ponsel Pixel 6 dan 6 Pro
- androidpolice
VIVA – Induk usaha Google, Alphabet Inc., akan membuat sendiri chipset untuk ponsel Pixel yang akan meluncur musim gugur tahun ini. Prosesor tersebut, seperti dikutip dari situs CNET, Rabu, 4 Agustus 2021, bernama Tensor dan akan digunakan untuk ponsel Pixel 6 dan Pixel 6 Pro.
Sementara ponsel Pixel 5a nanti masih menggunakan prosesor dari Qualcomm. "Kami akan terus bekerja erat dengan Google untuk produk yang sudah ada dan di masa mendatang, menggunakan platform Snapdragon," kata juru bicara Qualcomm.
Google sudah menggunakan chipset dari Qualcomm selama lebih dari 15 tahun untuk perangkat berbasis Android buatan mereka. Tahun lalu, Apple Inc juga mulai menggunakan prosesor buatan sendiri untuk laptop Mac, menggantikan chip buatan Intel Corp yang selama ini mereka gunakan.
Seperti diketahui, Pixel 6 dan Pixel 6 Pro baru saja diumumkan Google, yang siap bersaing dengan Apple dan Samsung di pasar kelas premium. Ponsel 5G yang akan diluncurkan pada musim gugur ini ditenagai oleh chipset baru yang dirancang sendiri oleh Google.
Prosesor baru ini hanya sebagian dari perombakan besar-besaran pada ponsel Google. Perubahan perangkat keras yang paling menonjol adalah pada strip kamera hitam di bagian atas ponsel, yang membentang di sepanjang bagian belakang.
Sebaliknya, kamera pada ponsel tahun lalu ditempatkan di sebuah kotak kecil di sudut kiri atas belakang. Kedua ponsel memiliki sensor baru yang menyerap 150 persen lebih banyak cahaya daripada Pixel 5, serta lensa ultrawide. Pixel 6 Pro memiliki lensa telefoto tambahan dengan zoom optik 4 kali.
Ponsel ini juga lebih berwarna dari model sebelumnya, dengan skema warna pastel dalam warna hijau, biru, merah muda, dan banyak lagi. Pixel 6 memiliki layar 6,4 inchi yang membentang di bagian depan perangkat, sedangkan layar 6 Pro berukuran 6,7 inchi.
Jajaran Pixel 6 menghadapi tekanan serius karena Google terus berjuang di pasar ponsel premium. Dalam hal perangkat lunak, Android adalah sistem operasi seluler yang paling banyak digunakan di dunia, mendukung hampir sembilan dari setiap 10 ponsel cerdas yang dikirimkan secara global.
Tetapi Google belum berhasil mendapatkan daya tarik dengan ponsel mereknya sendiri, dan penjualannya terus lesu selama bertahun-tahun. Eksekutif Google di masa lalu menyalahkan lambatnya penyerapan pada persaingan sengit di pasar telepon premium, yang dipimpin oleh Apple dan Samsung.
