Mengenal Istilah Gerakan Nol Karbon
- Istimewa
“Jadi bentuk komitmen kita untuk berkontribusi dalam pengurangan emisi karbon di Indonesia. kami akan terus memberikan inovasiinovasi sebagai bentuk partisipasi dalam pengurangan emisi karbon ini berupa acara dan
kolaborasi dengan berbagai institusi secara berkelanjutan. sehingga perkembangannya dapat
terlihat," ucap Robert Muda Hartawan dalam keterangannya yang diterima VIVA, Jakarta, Senin (14/11).
Direktur ITDP Asia Tenggara, Faela Sufa menegaskan pertumbuhan yang cepat di bidang transportasi berbasis jalan dan kualitas bahan bakar yang buruk memiliki dampak lingkungan yang parah dan peningkatan biaya kesehatan dari penyakit terkait polusi udara. “Emisi gas rumah kaca (GRK) Indonesia hampir dua kali lipat antara tahun 1990 dan 2016. Sekitar 28% dari total emisi GRK berasal dari transportasi,” ungkapnya.
Elektrifikasi sektor transportasi menawarkan potensi besar untuk mengurangi dampak pada kualitas udara dan iklim. Tetapi upaya yang diperlukan sangat besar dan membutuhkan dukungan luas untuk melakukan transisi moda transportasi konvensional yang mengandalkan teknologi dengan bahan bakar solar dan bensin.
“Absennya insentif dan kebijakan pendukung, terutama yang mendorong sektor swasta untuk terlibat dalam industri ini membuat ekosistem kendaraan listrik di Indonesia berjalan lambat. Oleh karena itu, dalam FGD ini, HIPMI dan ITDP Indonesia memberikan ruang diskusi untuk menjembatani dialog antara sektor swasta dan pemerintah agar isu ini dapat dibahas secara bersama, dalam upaya mendukung pelibatan sektor swasta
dalam adopsi dan percepatan kendaraan listrik di Indonesia,” papar Faela.
Pemerintah Indonesia mempunyai ambisi dalam program elektrifikasi kendaraan bermotor diawali dengan penerbitan Peraturan Presiden Nomor 55/2019 tentang Percepatan Program Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (Battery Electric Vehicle) untuk Transportasi Jalan.
Sejalan dengan itu, pemerintah telah menetapkan target adopsi elektrifikasi kendaraan roda dua, roda empat, dan angkutan umum dengan menargetkan semua kendaraan roda dua dan angkutan umum di Indonesia telah terelektrifikasi pada tahun 2040 dan disusul kendaraan roda empat di tahun 2050. Namun, jika dibandingkan dengan target yang ingin dicapai, adopsi kendaraan listrik di Indonesia saat ini masih sangat kecil. Sebagai ilustrasi, adopsi kendaraan roda dua dan roda empat hanya 0.17% dari target yang ingin dicapai di tahun 2030 (Kementerian Perhubungan, September 2022).