Menghidupkan Kearifan Lokal: Festival Pantai Belitung Sebagai Wadah Edukasi Budaya

Belitong Geopark, Situs UNESCO Global Geopark di Pulau Belitung
Sumber :
  • Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia

Tanjung Pandan, VIVA – Derap kaki para penari dengan hentakan energik dan irama khas tarian kontemporer Lesong Panjang menggema di tepi Pantai Tanjung Pandan, Belitung, pada Sabtu, 10 Mei 2025. Pertunjukan ini menandai pembukaan resmi Pesona Belitong Beach Festival 2025, sebuah ajang pariwisata yang dinanti setiap tahunnya oleh masyarakat lokal maupun wisatawan nusantara.

RUU Kepariwisataan Disahkan DPR jadi Undang-Undang

Festival ini berlangsung selama tiga hari, dari 9 hingga 11 Mei 2025, dan menghadirkan berbagai atraksi budaya, hiburan rakyat, serta pameran UMKM lokal. Lokasinya yang berada langsung di tepi pantai menjadikan setiap rangkaian acara tak hanya kaya makna, tapi juga berlatarkan pemandangan laut lepas yang memesona.

Festival Ikonik di Kancah Nasional

Dorong Literasi Keuangan Generasi Muda, Bank Jakarta Dukung Abang None 2025

Pesona Belitong Beach Festival bukanlah festival biasa. Ini adalah satu-satunya event pariwisata dari Provinsi Kepulauan Bangka Belitung yang berhasil masuk dalam daftar Kharisma Event Nusantara (KEN), sebuah kurasi nasional dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) RI.

“Festival ini telah menjadi ikon kebanggaan kita. Masuknya dalam Kharisma Event Nusantara menandakan bahwa kualitas dan konsep acara ini diakui di tingkat nasional,” ungkap Wydia Kemala Sari, Kepala Dinas Pariwisata, Kebudayaan, Kepemudaan dan Olahraga (Disparbudkepora) Provinsi Kepulauan Bangka Belitung dalam keterangan tertulis, Minggu 11 Mei 2025.

Ekowisata Disebut Jadi Jalan Baru Pariwisata Indonesia

Ia menambahkan bahwa seleksi dalam program KEN sangat ketat dan kompetitif, sehingga keberhasilan Belitung dalam mempertahankan posisinya selama empat tahun berturut-turut adalah pencapaian luar biasa.

Sinergi Budaya dan Alam Jadi Kunci Daya Tarik

Bupati Belitung, Djoni Alamsyah Hidayat, dalam sambutannya menyampaikan bahwa keindahan alam Belitung, seperti pantai berpasir putih dan batu granit raksasa, memang menjadi daya pikat utama. Namun ia menekankan perlunya lebih dari sekadar pemandangan untuk menarik wisatawan secara berkelanjutan.

“Alam Belitung memang luar biasa. Tapi yang membuat orang ingin kembali adalah pengalaman yang berbeda, unik, dan menyentuh sisi emosional. Oleh karena itu, kreativitas masyarakat dalam menciptakan atraksi budaya dan layanan wisata harus terus didorong,” ujarnya.

Salah satu bentuk konkret dari kreativitas tersebut adalah tarian Lesong Panjang, yang menampilkan harmoni antara elemen tradisional dan kontemporer, mencerminkan semangat muda Belitung yang menghargai akar budayanya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya