Biaya Kuliah Kian Tinggi, Kampus Didorong Sediakan Solusi Keuangan Inklusif

Ilustrasi mahasiswa perguruan tinggi.
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Ampelsa

Jakarta, VIVA – Dalam momentum peringatan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) 2025, dunia pendidikan tinggi Indonesia dihadapkan pada kebutuhan mendesak untuk berubah. Perguruan tinggi kini dituntut tidak hanya unggul dalam akademik, tetapi juga mampu menyediakan solusi yang relevan, terutama di tengah tantangan ekonomi yang belum sepenuhnya stabil.

93 Mahasiswa Ditangkap usai Ricuh di Depan Balai Kota, 3 Diantaranya Positif Ganja

Kenaikan biaya pendidikan tinggi menjadi salah satu hambatan utama bagi generasi muda yang ingin melanjutkan studi. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), indeks harga pendidikan terus menunjukkan tren naik dalam beberapa tahun terakhir. Sementara itu, banyak keluarga kelas menengah ke bawah masih bergulat dengan tekanan inflasi dan stagnasi penghasilan, yang berujung pada semakin berkurangnya akses ke jenjang pendidikan tinggi.

Di tengah situasi ini, mahasiswa menaruh harapan lebih dari sekadar kurikulum berkualitas. Mereka ingin kampus yang memahami realitas hidup mereka, termasuk kemudahan akses digital, sistem pembelajaran yang fleksibel, dan tentu saja, solusi keuangan yang memudahkan.

Bareskrim Nyatakan Jokowi Terdaftar dan Pernah Kuliah di Fakultas Kehutanan UGM

Grace Sunarjo, Chief of Product Growth and Marketing OttoDigital, mengungkapkan bahwa kebutuhan mahasiswa dan orang tua semakin kompleks. “Kini, calon mahasiswa tak hanya mempertimbangkan reputasi akademik kampus. Mereka juga mencari jaminan bahwa kampus bisa mendukung mereka secara menyeluruh, termasuk dalam hal finansial yang fleksibel dan transparan,” ujarnya dalam keterangan tertulis, Selasa 6 Mei 2025.

Sebagai jawaban atas tantangan ini, OttoDigital meluncurkan OttoEdu, sebuah layanan pembiayaan pendidikan yang dirancang khusus untuk meringankan beban biaya kuliah. Melalui OttoEdu, mahasiswa dapat mencicil biaya pendidikan setiap bulan dengan sistem pembayaran langsung ke universitas. Dengan begitu, dana yang diberikan benar-benar difokuskan untuk kebutuhan akademik.

2 Mahasiswa Undip Ditahan karena Diduga Sandera Intel, Elite PDIP Minta Polisi Tempuh Restorative Justice

Ilustrasi uang rupiah

Photo :
  • ANTARA

Salah satu institusi yang telah menerapkan layanan ini adalah Universitas Islam Nusantara (Uninus) di Bandung. Lewat kerja sama ini, Uninus membuka akses lebih luas bagi mahasiswa untuk memperoleh bantuan dana pendidikan yang ringan dan bisa diandalkan.

Agus, mahasiswa Fakultas Ekonomi Uninus, menuturkan betapa besar manfaat OttoEdu dalam perjalanan kuliahnya. “Program seperti ini sangat membantu kami yang punya kendala biaya. Saya jadi bisa tetap kuliah tanpa harus stres soal uang setiap semester. Harapannya, lebih banyak kampus mau membuka akses pembiayaan seperti ini,” ungkapnya.

Dengan sistem digital yang terintegrasi dan jaminan dari wali mahasiswa, OttoEdu memastikan proses pembiayaan berjalan aman, cepat, dan efisien, baik untuk mahasiswa maupun institusi pendidikan. Ini merupakan salah satu bentuk nyata bagaimana perguruan tinggi bisa bersikap adaptif dan responsif terhadap kebutuhan generasi muda saat ini.

Memperingati Hardiknas 2025, OttoDigital mengajak lebih banyak perguruan tinggi di Indonesia untuk mengadopsi pendekatan yang lebih inovatif, humanis, dan berorientasi pada kebutuhan mahasiswa. Sebab, pendidikan yang inklusif bukan hanya soal membuka pintu selebar mungkin, tetapi juga tentang memastikan setiap mahasiswa bisa menyelesaikan pendidikan tanpa terbebani masalah biaya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya