14 Fakta Menarik Ki Hajar Dewantara yang Jarang Diketahui
- Istimewa
VIVA – Ki Hajar Dewantara atau lebih dikenal dengan Bapak Pendidikan Nasional merupakan aktivis pergerakan kemerdekaan Indonesia. Lewat perjuangannya di bidang politik dan pendidikan inilah, kemudian pemerintah Republik Indonesia menghormatinya dengan berbagai jabatan dalam pemerintahan RI. Ada banyak fakta menarik dari sosok Ki Hajar Dewantara yang mungkin masih jarang kita ketahui. Simak fakta-faktanya berikut ini.
14 Fakta Ki Hajar Dewantara
1. Profil Ki Hajar Dewantara
Bapak Pendidikan Nasional ini lahir di Yogyakarta pada tanggal 2 Mei 1889. Nama Ki Hajar Dewantara ternyata bukanlah nama asli. Nama asli beliau yaitu Raden Mas Soewardi Soerjaningrat. Namun, pada tahun 1922 namanya menjadi Ki Hajar Dewantara hingga selanjutnya disingkat sebagai Soewardi atau KHD.
2. Melepas Gelar Bangsawan Demi Pendidikan Anak Indonesia
Terlahir sebagai pria berdarah biru dengan gelar bangsawan dari Kadipaten Paku Alaman, Ki Hajar Dewantara lebih memilih keluar dari istana untuk berbaur dengan rakyat jelata. Di usia 40 tahun, pria bernama lengkap Raden Mas Soewardi Soerjaningrat itu mengganti namanya menjadi Ki Hajar Dewantara dan tidak lagi menggunakan gelar kebangsawanan.
3. Makna Nama Ki Hajar Dewantara
Nama Ki Hajar Dewantara memiliki makna yang mendalam. Ki adalah sebuah panggilan untuk orangtua yang dihormati dan diteladani. Sedangkan Hajar berarti guru dan Antara ialah dewa penghubung bumi dengan dunia yang lebih tinggi. Dengan nama barunya, Ki Hajar Dewantara makin aktif memajukan pendidikan bagi rakyat jelata.
4. Menciptakan Semboyan
Ki Hajar Dewantara memiliki semboyan yang sangat terkenal hingga sekarang. Semboyan itu berbunyi “Tut wuri handayani, Ing Ngarso Sung Tulodho, Ing Madyo Mangun Karso”. Di mana arti dari Ing Ngarso Sung Tulodo yaitu menjadi seorang pemimpin harus mampu memberikan suri tauladan.
Ing Madyo Mbangun Karso, artinya seseorang ditengah kesibukannya harus juga mampu membangkitkan atau menggugah semangat. Sedangkan Tut Wuri Handayani, seseorang harus memberikan dorongan moral dan semangat kerja dari belakang. Semboyan Tut Wuri Handayani ini kini menjadi slogan dari Kementerian Pendidikan Nasional Indonesia.