Pria Ini Ungkap Penderitaan Usai Nyaris Tewas Akibat Amoeba Pemakan Otak
- insider.com
VIVA Lifestyle – Enam tahun setelah pengalaman mengerikan yang membuatnya nyaris menghadapi kematian dengan amoeba pemakan otak, mahasiswa bernama Sebastian Deleon berbagi kisahnya untuk meningkatkan kesadaran akan bahaya parasit tersebut.
Deleon, kini berusia 22 tahun, adalah salah satu dari empat orang yang selamat dari infeksi Naegleria fowleri, amoeba langka yang ditemukan di air tawar hangat. Yuk lanjut scroll artikel selengkapnya berikut ini.
Dikutip laman Insider, Deleon menuturkan pada Click Orlando bahwa dia sempat dirawat di rumah sakit setelah berenang di kolam dekat rumahnya di Weston, Florida, ketika dia berusia 16 tahun.
Ilustrasi amoeba
- insider.com
Deleon mengaku mengingat sensasi 'meletup-meletup' saat berada di kolam. Deleon mengaku melompat ke air tanpa menutupi hidungnya. Kondisi itu memberi parasit kesempatan untuk masuk ke lubang hidungnya dan menginfeksi otaknya.
Amoeba pemakan otak telah merenggut setidaknya 150 nyawa di AS, menurut Pusat Penyakit dan Pencegahan. Hampir semua kasus berakibat fatal, dan Deleon adalah salah satu penyintas pertama yang berbicara secara terbuka tentang pengalamannya.
"Dua tahun pertama pemulihan adalah yang paling sulit," kata Deleon kepada Click Orlando.Â
Setelah kehilangan sebagian besar keterampilan motoriknya karena pembengkakan di otaknya, Deleon harus pergi ke pusat rehabilitasi di mana dia belajar berjalan, menulis, dan melakukan tugas-tugas dasar lagi.
Perlahan Deleon telah pulih sepenuhnya, berkat diagnosis cepat dari dokternya dan bantuan dari perusahaan farmasi lokal. Beruntung, Deleon kini sedang mempelajari peradilan pidana dan berbicara tentang pengalamannya
"Kita mungkin harus melakukan lebih banyak penelitian tentang ini karena tidak ada alasan mengapa seorang anak harus pergi ke kolam dan takut bahwa mereka bisa mendapatkan sesuatu yang hampir tidak kita ketahui apa yang harus dilakukan," kata Deleon kepada Click Orlando.
Gejala Sakit Kepala Usai Renang
Saat itu, keluarganya sedang berlibur di sebuah taman hiburan di Orlando ketika Deleon mengalami sakit kepala yang sangat parah sehingga dia tidak dapat mentolerir siapapun yang menyentuhnya, CBS News melaporkan pada tahun 2016.
"Sakit kepala ini berbeda. Rasanya lebih seperti - deskripsi yang terus saya katakan di rumah sakit adalah rasanya seperti ada batu halus di atas kepala saya, dan seseorang mendorongnya ke bawah," jelas Deleon.