Kaget! 30 Persen Pekerja Keuangan Indonesia Stres Berat, Apa Penyebabnya?

Ilustrasi sakit kepala, putus asa, depresi, pusing, stres.
Sumber :
  • Pixabay/ lukasbieri

Jakarta, VIVA –  Industri keuangan merupakan salah satu sektor paling vital dalam perekonomian global, termasuk di Indonesia. Di balik angka-angka dan analisis keuangan yang kompleks, terdapat tantangan berat yang dialami para pekerjanya.

Terungkap! Bukan Gangguan Jiwa, Ini Alasan Ashanty Berobat ke Psikiater

Penelitian terbaru yang dipresentasikan oleh Kaukus Masyarakat Peduli Kesehatan Jiwa (Kaukus Keswa) dalam konferensi persnya pada Rabu, 13 November 2024 mengungkapkan fakta mengejutkan, bahwa 3 dari 10 pekerja di sektor keuangan di Indonesia mengalami stres karena kerja.

Peneliti dan Inisiator Kaukus Keswa, dr. Ray Wagiu Basrowi menjelaskan bahwa ada dua jenis stres yang dominan di kalangan pekerja sektor keuangan. “Vigor/vitality negatif yang mencakup 26 persen dari mereka yang kehilangan semangat kerja akibat stres. Yang kedua adalah fatigue (kelelahan), yang meliputi 19 persen dari pekerja. Mereka merasa lelah terus-menerus bukan karena aktivitas fisik, melainkan akibat stres kerja,” jelas dr. Ray.

Tutup Sampai 15 Toko Kue, Ashanty Stres Berat Sampai Harus ke Psikiater

Pekerja sektor keuangan yang mengalami stres kerja rentan terhadap sejumlah masalah, termasuk Kehilangan produktivitas, yaitu penurunan kinerja akibat kelelahan mental dan fisik. Dampak ekonomi lebih luas juga dapat terjadi karena poduktivitas yang menurun berimbas pada keuntungan perusahaan dan stabilitas ekonomi. Serta risiko kesehatan mental lebih lanjut, dan jika tidak ditangani, stres berkepanjangan dapat menyebabkan gangguan ansietas dan depresi.

Kelakar Prabowo Sebut Sri Mulyani Makin Stres Ada Kopdeskel Merah Putih: Ibu Dicintai Seluruh Indonesia

Dari penelitian ini, diketahui bahwa sekitar 30 persen pekerja di sektor keuangan mengalami gangguan stamina dan kelemahan kerja. Fakta ini menggarisbawahi betapa seriusnya masalah kesehatan mental di lingkup pekerjaan. “Di Indonesia, 83 persen pekerja di sektor ini mengaku merasa tertekan oleh pekerjaan, sementara 60 persen lainnya stres akibat beban kerja yang berat,” tambah dr. Ray.

Ketua Program MM FEB UI dan Inisiator Kaukus Keswa, Prof. Rofikoh Rochim,  juga menegaskan, “Temuan ini sejalan dengan analisis risiko yang membuktikan bahwa pekerja sektor keuangan, terutama yang berada pada level staf, menunjukkan angka kejadian fatigue dan vigor mencapai 30 persen.”

Dampak dari stres kerja yang dialami para pekerja sektor keuangan bukan hanya mempengaruhi individu, tetapi juga memiliki dampak lebih luas bagi produktivitas perusahaan dan perekonomian secara keseluruhan.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya