Indonesia Punya Bank Sampah Sampai Ditiru Negara Lain, Kok Sekarang Lenyap?
- freepik.com/freepik
Jakarta, VIVA – Sampah masih menjadi permasalahan yang pelik di Indonesia. Negara kita bahkan tercatat sebagai penyumbang sampah plastik nomor 2 dan 5 di dunia.
Untuk mengatasi permasalahan sampah, Pemerintah sendiri menginisiasi Bank Sampah. Konsepnya, masyarakat tinggal mengumpulkan sampah dan menyetorkannya ke Bank Sampah, lalu dapat uang. Menggiurkan bukan? Tapi…Scroll untuk tahu lebih lanjut, yuk!
Tapi sayangnya, program Pemerintah ini tidak berjalan mulus. Kini, banyak Bank Sampah yang sudah tidak aktif lagi. Hal itu didapat berdasarkan temuan Duitin, yaitu aplikasi yang membantu pengguna untuk mengelola sampah daur ulang.
Strategic Partnership and Enterprise Lead Duitin, Audrey Adhiarini, mengungkap, Bank Sampah sebenarnya memiliki banyak titik di Jakarta, bahkan mencapai sekitar 18 ribu lokasi. Tapi sayangnya, banyak yang sudah tidak aktif lagi.
“Kami pernah mendata titik-titik Bank Sampah di Jawa dan Bali, ternyata hanya sekitar 1 persen yang bisa ditelepon, yang aktif itu bisa dihitung jari,” ujar Audrey di acara Press Breafing Road to ASEAN Blue Innovation Expo yang digelar United Nations Development Programme (UNDP) di Jakarta.
“Jadi titiknya banyak (Bank Sampah), tapi yang aktif itu yang harus dipertanyakan kembali,” imbuhnya.
Audrey lebih lanjut menjelaskan mengapa Bank Sampah kini banyak yang tak aktif lagi. Hal itu karena Bank Sampah sendiri dikelola oleh masyarakat, terutama ibu-ibu rumah tangga.
“Mereka setiap hari sudah banyak kegiatan masing-masing. Dan terlebih gak banyak orang mengenali adanya Bank Sampah dan the power of Bank Sampah. Jadi managernya dengan kegiatan sehari-hari mereka yang dinilai lebih ada manfaatnya buat mereka, maka mereka akan lebih shifting ke situ daripada mengurus Bank Sampahnya,” bebernya.
Indonesia sendiri merupakan salah satu negara yang memiliki Bank Sampah, bahkan diikuti oleh negara ASEAN lainnya. Harapannya, Bank Sampah bisa aktif lagi.
“Harapannya dengan adanya peraturan pemerintah, yaitu satu kelurahan satu Bank Sampah itu bisa aktif lagi, bisa lebih banyak lagi dan akhirnya lebih banyak lagi menyerap sampah daur ulang,” tutup Audrey.
ASEAN Blue Innovation Expo
Keberlanjutan semakin menjadi fokus utama dalam dunia bisnis global. Oleh karena itu, acara ASEAN Blue Innovation Expo & Business Matching, akan diadakan pada 19 Februari 2025 mendatang, di Menara Mandiri, Jakarta.
Acara ini akan menjadi ajang bagi para pengusaha, investor, pembuat kebijakan, dan mitra pembangunan untuk mengeksplorasi inovasi terbaru di sektor ekonomi biru. Mulai dari sektor akuakultur berbasis teknologi digital, bioteknologi, solusi alternatif plastik, hingga konservasi karbon biru. Acara ini akan menampilkan berbagai inovasi yang dapat mempercepat pertumbuhan ekonomi biru, tanpa mengabaikan perlindungan ekosistem laut dan air tawar.
Diselenggarakan oleh UNDP Indonesia, Sekretariat ASEAN, dan the Mission of Japan to ASEAN, acara ini menjadi wadah pertukaran ide dan eksplorasi kerja sama di sektor kelautan dan perairan.
“Ketika masyarakat pesisir di ASEAN dan Timor-Leste menghadapi tantangan seperti kenaikan permukaan air laut dan eksploitasi perikanan yang mengancam ketahanan pangan global, solusi inovatif menjadi lebih mendesak dari sebelumnya. Di sinilah investor dan komunitas bisnis memiliki kesempatan unik untuk turut serta dalam perjalanan transformatif ini,” ucap Aretha Aprilia, Head of Nature, Climate, and Energy Unit UNDP Indonesia.