8 Mitos Seks Menyesatkan, Termasuk Lebih Besar Lebih Baik
- Pixabay/pexels
VIVA – Mitos yang berkembang seputar hubungan seks seringkali menyesatkan dan menimbulkan ketakutan. Termasuk saat banyak anggapan bahwa berhubungan seks menyakitkan.
Tak hanya itu, banyak pula mitos beredar, lebih besar lebih baik hingga infeksi menular seksual sangat mudah diidap oleh mereka yang punya kehidupan seks bebas.
Meski banyak mitos telah beredar luas, banyak yang meyakini hal itu adalah fakta. Agar tak terjebak dengan mitos-mitos seputar seks, ada baiknya, Anda tahu mitos dan fakta seputar seks.
Dilansir laman Times of India, berikut ini daftar delapan hal tentang seks yang salah total.
Lebih besar, lebih baik
Seringkali, pria ingin performanya selalu prima di ranjang. Termasuk bisa bertahan lama saat ereksi. Banyak anggapan, ereksi yang tahan lama ini lebih baik. Namun tahukah Anda, anggapan itu ternyata salah.
Dan sesungguhnya, penis yang lebih besar dan tebal berarti lebih banyak rasa sakit. Sebuah penelitian di Kenya menunjukkan bahwa semakin lama penis mengeras, semakin menyakitkan untuk wanita. Seringkali, penis yang lebih panjang dan keras berarti rasa sakit yang akan timbul hingga mengurangi kenikmatan seksual.
Saat menstruasi tidak perlu kontrasepsi
Wanita biasanya lebih bergairah berhubungan seks saat masa haid. Bahkan banyak yang beranggapan, bercinta saat menstruasi tidak perlu menggunakan kontrasepsi. Anggapan ini sangat menyesatkan.
Satu hal yang mungkin Anda abaikan adalah fakta bahwa periode haid juga berarti risiko infeksi yang lebih tinggi. Risiko kehamilan juga bisa terjadi meski wanita tengah menstruasi, meskipun risikonya sangat rendah. Terutama jika Anda melakukan hubungan seks tanpa kondom di akhir periode menstruasi, kemungkinan hamil meningkat karena ovulasi bisa terjadi.
Keluar di luar bisa cegah kehamilan
Banyak pria memilih untuk "menarik keluar", yang berarti menarik penis dari vagina tepat sebelum pria itu akan mengalami ejakulasi. Banyak yang percaya bahwa metode ini aman dan mencegah kehamilan. Namun tahukah Anda, anggapan ini juga salah besar. Pra-ejakulasi seorang pria juga bisa memiliki sperma yang kuat, yang mungkin cukup untuk menghamili pasangannya.