Kenapa Serangan Jantung Terjadi Pada Saat Tidur di Malam Hari?
- Livestrong
VIVA Lifestyle –  Angka kematian akibat serangan jantung masih tinggi di dunia termasuk Indonesia. Organisasi kesehatan dunia (WHO) menyebut lebih dari 17 juta orang di dunia meninggal akibat penyakit jantung dan pembuluh darah.Â
Dalam beberapa kasus, serangan jantung kerap terjadi saat tidur di malam hari. Bahkan beberapa selebritis di tanah air disebut-sebut meninggal lantaran mengalami serangan jantung saat tidur. Sebut saja mendiang aktris senior Ida Kusuma hingga aktor Ashraf Sinclair. Scroll lebih lanjut ya.
Lantas mengapa serangan jantung terjadi pada saat orang tertidur? Apa yang menyebabkan hal tersebut? Spesialis Jantung yang juga kepala Kardiologi RS Manipal, Gurugram India, Dr. (Col) Monik Mehta, angkat bicara.
Dia menjelaskan bahwa memang serangan jantung dapat terjadi ketika seseorang tertidur lelap dan beristirahat. Melansir laman the health site, serangan jantung dapat terjadi pada pagi dini hari karena alasan seperti memperlambat metabolisme dan detak jantung pasien. Penurunan laju metabolisme dan tekanan darah ini dapat menyebabkan berkurangnya aliran darah ke alam, yang menyebabkan serangan jantung.
Selain itu, tidur kurang seperti tidur hanya 4-5 jam setiap malam dapat meningkatkan kemungkinan masalah seperti stroke, penyakit jantung, dan serangan jantung. Kemudian kondisi obstructive sleep apnea (OSA) yang membuat napas terhenti saat tidur. Hambatan pada pernapasan saat tidur membuat pasokan oksigen ke jantung berkurang, sehingga terjadi kerusakan otot jantung. Alhasil dapat meningkatkan risiko serangan jantung saat tidur.
Penyebab lainnya adalah Insomnia yang terkait dengan tekanan darah tinggi dan penyakit jantung. Kondisi kesehatan lain seperti diabetes, obesitas, memiliki kolesterol tinggi, makan makanan tinggi lemak, dan merokok berlebihan dapat menyebabkan peningkatan risiko serangan jantung.
Ilustrasi: Sakit Jantung
- vstory
Untuk diketahui, pada saat tengah malam, sistem humoral atau enzim dalan tubuh yakni  renin, angiotensin, dan aldosteron akan meningkat dan bisa memicu penyempitan pembuluh darah. Penyempitan pembuluh darah yang terjadi akibat aktivitas enzym di dalam tubuh berdampak pada kenaikan tekanan darah. Ketika tekanan darah meningkat, maka risiko terjadinya serangan jantung juga meningkat.