Setengah Penduduk Jakarta Malas Bergerak, Ini Risiko Penyakit yang Mengintai

Ilustrasi malas gerak (mager).
Sumber :
  • Pexels/Bruce Mars

Jakarta, VIVA – Data terbaru menunjukkan hanya 4,7 persen masyarakat Jakarta yang cukup mengonsumsi buah dan sayur. Sementara sekitar setengah penduduk Jakarta juga kurang gerak aktif, jauh di atas rata-rata nasional. 

Padahal, malas bergerak atau kurang aktivitas fisik dapat meningkatkan risiko berbagai penyakit. Beberapa penyakit yang umum terkait dengan kurang gerak antara lain obesitas, penyakit jantung, diabetes tipe 2, dan osteoporosis. Selain itu, kurang olahraga juga bisa memicu masalah kardiovaskular, penurunan fungsi kognitif, bahkan meningkatkan risiko depresi. Bagaimana mengatasinya? Scroll untuk tahu lebih lanjut, yuk!

Gaya hidup aktif dengan berolahraga secara teratur adalah kunci untuk menjaga kesehatan dan mencegah berbagai penyakit yang disebabkan oleh kurang gerak. 

Dalam rangka meningkatkan kesadaran masyarakat tentang gizi seimbang dan aktivitas fisik yang teratur, roadshow kampanye nasional “Si Paling Megang – Menyala dengan Gerak dan Gizi Seimbang” kini hadir di Tebet Eco Park, Jakarta. Kampanye ini diselenggarakan oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, dengan dukungan dari United Nations World Food Programme (WFP) dan partisipasi aktif dari Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta. 

Lebih dari 500 remaja dan anak muda dari berbagai sekolah, universitas, dan komunitas di Jakarta dan sekitarnya hadir dalam rangkaian kegiatan seperti jalan santai, bincang inspiratif, demo memasak makanan sehat, pameran komunitas hingga permainan berburu harta karun (scavenger hunt) bertema gaya hidup sehat. 

Selain itu, Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta membuka layanan Cek Kesehatan Gratis (CKG) serta konseling dan edukasi mengenai gizi seimbang yang dilayani oleh tenaga kesehatan dari Puskesmas Tebet. Kampanye ini merupakan puncak dari roadshow kampanye setelah sukses digelar di Samarinda pada April 2025 lalu. 

“Kampanye Si Paling Megang – Menyala dengan Gerak dan Gizi Seimbang ini bertujuan untuk membangun kebiasaan praktis dan sehat yang mudah diikuti oleh anak muda dalam kehidupan sehari-hari,” ujar dr. Elvieda Sariwati, M.Epid, Direktur Promosi Kesehatan dan Kesehatan Komunitas, Kemenkes RI, dalam keterangannya, dikutip Selasa 8 Juli 2025. 

Kampanye nasional “Si Paling Megang - Menyala dengan Gerak dan Gizi Seimbang” merupakan bagian dari program nasional Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS) dan telah menjangkau jutaan remaja Indonesia sepanjang tahun 2025. 

Bukan Penyakit Menular! Stres Berat Ternyata Bisa Mempercepat Penyebaran Vitiligo

Program ini hadir melalui berbagai kanal, mulai dari media sosial, lokakarya daring, kompetisi berbasis aplikasi seluler, hingga acara publik di beberapa kota. Fokus kampanye ini adalah membangun kebiasaan hidup sehat di kalangan anak muda dengan meningkatkan konsumsi pangan lokal bergizi seimbang dan mendorong aktivitas fisik teratur.

“WFP mendukung gizi seimbang dan gaya hidup aktif melalui strategi perubahan perilaku dan sosial yang berbasis bukti. Lokakarya daring dan kampanye Si Paling Megang mencerminkan upaya ini,” ucap Jaakko Valli, Deputy Country Director WFP Indonesia.

FEI CSIW 1 League Final Indonesia Grand Prix 2025, Nusrtdinov Zayan Rebut Podium Ganda

“Kampanye digital ini telah melibatkan lebih dari 3 juta anak muda. Dalam upaya  menuju Indonesia Emas 2045, investasi dalam kesehatan anak muda sangatlah penting. Kami bangga dapat mendukung prioritas nasional ini dengan melibatkan keahlian global kami di bidang gizi,” imbuhnya. 

1.372 Atlet Ramaikan Indonesia Open Gymnastics 2025

1.372 Atlet Bersaing di Indonesia Open Gymnastics 2025

Kejuaraan Gymnatics Indonesia Open 2025 yang digelar 2-13 Juli 2025, di GOR Senam, Jakarta Timur, diikuti sebanyak 1.372 atlet dari 90 klub dan 15 provinsi

img_title
VIVA.co.id
9 Juli 2025