- ANTARA/Rony Muharrman
Dari 2.200 hektare Hutan Desa Sungai Beras, sudah 263 hektare ditanami jelutung rawa dan merica. Foto: VIVA.co.id/Ramond Epu
Sekat Kanal Cegah Kebakaran
Tepat di pinggir Hutan Desa Sungai Beras, Kelompok Tani Senang Jaya mendirikan sebuah pondok kayu sederhana yang juga difungsikan sebagai sekretariat kelompok tani. Lima belas anggota Kelompok Tani Senang Jaya biasa berkumpul di sini. “Kalau sedang musim kemarau, saya bersama teman yang lain tidur di sini untuk siaga menjaga hutan dari bahaya api,” kata Waha.
Kebakaran lahan gambut yang terjadi hampir setiap tahun menjadi momok menakutkan bagi petani. Nyaris tiap tahun warga Desa Sungai Beras merasakan akibat kebakaran hutan, hidup berselimut asap selama berbulan-bulan. Mereka rugi secara ekonomi dan kesehatan. Namun baru tahun 2015 lalu, desa mereka terbebas dari kebakaran lahan gambut, setahun setelah mereka mulai memanfaatkan lahan gambut tanpa membakar dan tanpa membabat pohon.
Abdul Hamid, Ketua Kelompok Tani Senang Jaya, mengatakan upaya menjaga hutan di lahan gambut tidak langsung berjalan mulus seperti sekarang. Beberapa kali tanaman yang mereka tanam di lahan gambut tidak berhasil tumbuh baik. Mereka pernah menanam durian dan nanas. “Nanas habis karena hama babi, sedangkan durian, bibitnya terendam banjir,” ujarnya.
Akhirnya mereka bisa menemukan tanaman produktif yang bisa ditanam di lahan gambut seperti jelutung rawa, yang juga merupakan tanaman hutan lahan gambut. “Merica, sudah ada yang berhasil menanam di lahan gambut, meski hanya untuk keperluan pribadi,” kata Abdul Hamid.
Dalam upaya pengembangan lahan gambut yang lebih ramah lingkungan ini, Kelompok Tani Senang Jaya dibantu organisasi pemerhati lingkungan KKI Warsi. KKI Warsi membantu peningkatan pengetahuan serta keterampilan dalam menerapkan pola yang baik di lahan gambut. “Menjaga hutan ini sangat penting. Jika ada hasil untuk peningkatan ekonomi petani, itu hanya bonus dari kerja keras masyarakat dan petani dalam menjaga hutan agar tetap lestari,” kata Hamid.
Lima belas anggota Kelompok Tani Senang Jaya biasa berkumpul di sini. Foto: VIVA.co.id/Ramond Epu