Gawat, Kapal Induk Nuklir Militer Prancis Diserang COVID-19 di Lautan

VIVA Militer: Kapal Induk Nuklir Charles de Gaulle
Sumber :

VIVA – Sungguh tak disangka, Virus Corona atau COVID-19 tak cuma menyerang Kapal Induk Amerika Serikat saja. Tapi kini juga menyerbu kapal induk milik militer Prancis.

Basuki Pastikan Pemindahan ASN ke IKN Berlanjut Sesuai Rencana Pemerintah

Virus corona terdeteksi telah menyerang Kapal Induk Charles de Gaulle. Bahkan jumlah prajurit AL yang terinfeksi virus corona di kapal bertenaga nuklir ini meledak hingga 50 orang.

Apa yang terjadi di Kapal Induk Charles de Gaulle telah dikonfirmasikan kementerian Angkatan Bersenjata Prancis.

Geger! Kartel Kokain Amerika Latin Masuk Bali, BNN Tangkap WN Brasil dan Afrika Selatan

"Hasil dari 66 tes menunjukkan 50 kasus COVID-19 di atas Charles de Gaulle. Tidak ada kerusakan kondisi medis pelaut pada tahap ini," kata kementerian itu seperti dikutip VIVA Militer dari PressTV, Sabtu 11 April 2020.

Kapal induk yang pernah dikerahkan ke Samudra Hindia untuk mendukung Operasi Enduring Freedom melawan Afghanistan yang dikuasai Taliban kini sedang berada di tengah lautan Atlantik.

Takut Mati, Ivan Gunawan Depresi Gegara Kadar Gula Tinggi dan Saturasi Oksigen Anjlok

"Sambil menunggu kembalinya kapal induk di Toulon. Langkah-langkah tambahan yang bertujuan melindungi awak dan menahan penyebaran virus telah diberlakukan," kata kementerian tersebut.

Dalam kapal itu terdapat 1.760 prajurit Angkatan Laut. Beberapa tempat di kapal telah dikunci atau Lockdown dan semua awak telah dilengkapi alat pelindung diri.

Perlu diketahui, Prancis merupakan salah satu negara terparah terdampak wabah corona. Penderita corona di Prancis sudah sebanyak 125,931. Sedangan 13 ribu di antaranya meninggal dunia.

Seperti diketahui, sebelumnya corona menyerang Kapal Induk Nuklir Amerika, USS  Theodore Roosevelt. Ratusan prajurit marinir AS yang berada di kapal terinfeksi corona.

Ilustrasi kapal terbalik.

Kapal Terbalik di Lepas Pantai Yaman, 55 Migran Ilegal Tewas

Kapal yang membawa puluhan migran, sebagian besar berasal dari Ethiopia itu tenggelam di lepas pantai Provinsi Abyan, Yaman selatan, akibat cuaca buruk.

img_title
VIVA.co.id
4 Agustus 2025