Israel Bakal Ratakan Gaza dengan Tanah Jika Trump Tak Bawa Solusi Damai

VIVA Militer: Ledakan akibat serangan militer Israel di Jalur Gaza
Sumber :
  • AFP/Youssef Masoud

VIVA – Israel dilaporkan telah menyiapkan rencana agresif untuk menduduki kembali dan menghancurkan wilayah-wilayah tersisa di Jalur Gaza, Palestina. 

60 Ribu Orang Tewas dan Ratusan Ribu Luka Sejak Israel Serang Gaza 7 Oktober 2023

Langkah ini akan dilakukan jika tidak ada kesepakatan damai yang dicapai sebelum Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, merampungkan lawatannya ke Timur Tengah pada pertengahan Mei 2025.

Dalam Laporan yang dikutip VIVA Militer dari Axios, Kabinet Keamanan Israel telah menyetujui rencana tersebut dalam pertemuan pada Minggu 4 Mei 2025. 

Harga Bitcoin Naik, tapi Bahaya Mengintai

Rencana tersebut mencakup pendudukan bertahap atas seluruh Jalur Gaza, serta kontrol jangka panjang atas wilayah tersebut tanpa batas waktu yang ditentukan.

VIVA Militer: Invasi militer Israel di Jalur Gaza, Palestina

Photo :
  • AP/Moti Milrod
Arab Saudi: Normalisasi Hubungan dengan Israel Terjadi Jika Ada Negara Palestina

Sebagai bagian dari operasi, militer Israel dikabarkan akan meratakan semua bangunan yang masih berdiri dan memindahkan hampir seluruh penduduk Gaza.

Saat ini diperkirakan masih ada sekitar dua juta jiwa warga Gaza, dan akan dipindahkan ke satu zona yang disebut sebagai daerah kemanusiaan.

"Alternatif lain yang ditawarkan kepada warga Palestina adalah untuk secara sukarela meninggalkan Gaza dan bermigrasi ke negara lain," ujar seorang pejabat Israel yang identitasnya dirahasiakan.

"(Hal tersebut) sesuai dengan visi Presiden Trump untuk Gaza," katanya dilansir VIVA Militer dari Raw Story.

VIVA Militer: Situasi porak-poranda di Jalur Gaza, Palestina

Photo :
  • Australian Broadcasting Corporation (ABC)

Meski demikian, rezim zionis Benjamin Netanyahu menyatakan agar kesepakatan damai dapat dicapai sebelum tenggat waktu 15 Mei 2025.

Sebab, pemerintah ingin menghindari implementasi rencana militer Israel yang dinilai akan memicu dampak kemanusiaan besar-besaran.
 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya