Sosok Prajurit Dewa Perang TNI Ini Ternyata Pencipta Teknologi F.A.R
- Istimewa Penerangan Pussenarmed
VIVA – Ada banyak hal mengejutkan ditemukan VIVA Militer di Pusat Kesenjataan Artileri Medan (Pussenarmed), saat berkunjung ke markas dewa perang militer Tentara Nasional Indonesia (TNI).
Jadi ceritanya, saat itu Pussenarmed memperkenalkan sebuah temuan alat berteknologi canggih yang digunakan untuk mendukung tugas-tugas pokok para prajurit TNI baret cokelat itu.
Alat itu berupa sebuah aplikasi, namanya F.A.R (Field Artillery Reborn). Kegunaannya banyak banget. Karena dilengkapi berbagai fitur.Â
Dengan adanya F.A.R, kini prajurit Pussenarmed tak lagi harus absen manual dengan mengisi form kehadiran. Atau juga yang sedang bertugas, tak usah lagi menunggu surat tugas secara manual yang ditulis di kertas.
"Semua sudah bisa dilakukan melalui HP, aplikasi ini sangat membantu tugas pokok," kata Komandan Pussenarmed, Mayor Jenderal TNI, Totok Imam Santoso.
VIVA Militer: Serka Hari Pussenarmed
Namun, yang tak disangka-sangka. Aplikasi F.A.R bukanlah hasil karya seorang teknisi, IT atau seorang profesor. F.A.R merupakan buatan asli prajurit Pussenarmed.Â
Yang membuat F.A.R adalah Sersan Kepala (Serka) Hari, yang bertugas sebagai Bintara Analisa dan Evaluasi Program kerja dan Anggaran (Baanevproggar) Pussenarmed.
Malahan, prajurit TNI pencipta aplikasi ini, bukan seorang sarjana dan tak pernah sama sekali mengenyam pendidikan formal untuk mengenali bahasa program, sebagai dasar dari pembuatan sebuah aplikasi.
"Saya cuma belajar dari Youtube, saya coba-coba bikin aplikasi sampai jadi F.A.R," kata Serka Hari.
F.A.R bisa diakses seluruh prajurit Pussenarmed di mana pun berada, caranya mudah, cukup pasang aplikasi di HP, lalu isi kuota internet dan langsung bisa masuk deh.
F.A.R buatan Serka Hari ini membuktikan bahwa ternyata TNI memiliki banyak prajurit berbakat dan berkemampuan melebihi selembar ijazah yang mereka miliki.
20 Prajurit Penganiaya Prada Lucky Jadi Tersangka, Puan: Harus Dihukum Biar Jera!
Ketua DPR RI Puan Maharani mengaku prihatin dengan kasus kematian Prada Lucky Namo (23) yang diduga dianiaya empat orang prajurit senior.
